INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Menjelang akhir masa jabatan Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, bersama Wakil Gubernur H. Edy Pratowo, semakin gencar melaksanakan program strategis yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Salah satu fokus utama mereka adalah peningkatan akses listrik di desa-desa melalui penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), terutama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain itu, mereka juga tengah melaksanakan program bantuan pemasangan listrik baru (BPBL) untuk mendongkrak rasio elektrifikasi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat prasejahtera.
Dalam jumpa pers di sela-sela kunjungan kerja ke Kabupaten Barito Utara pada Minggu, 13 Oktober 2024, Gubernur Sugianto Sabran menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam memperluas jaringan listrik di Kalimantan Tengah adalah luas wilayah dan kondisi geografisnya yang unik, serta infrastruktur yang belum memadai di daerah-daerah terpencil.
“Kondisi kelistrikan di Kalimantan Tengah sebenarnya sudah surplus, namun kendala geografis menjadi tantangan utama, karena infrastruktur untuk menjangkau daerah terpencil masih sangat terbatas, sehingga menyulitkan PLN dalam memperluas akses listrik ke daerah-daerah tersebut,” ungkap Gubernur.
Sugianto menjelaskan bahwa saat ini rasio elektrifikasi di Kalimantan Tengah sudah mencapai sekitar 87,52%. Meskipun begitu, masih ada sekitar 370 desa dari 1.571 desa yang belum mendapatkan akses listrik dari pemerintah. Secara keseluruhan, rasio elektrifikasi di Kalimantan Tengah mencapai 94,14%, yang berarti masih ada sekitar 47.416 keluarga yang belum menikmati akses listrik.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026, target elektrifikasi di seluruh desa pada tahun 2026 adalah 100%, baik melalui PLN maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Namun, Gubernur Sugianto menegaskan bahwa percepatan program ini sangat penting, dan tidak mungkin menunggu sampai 2026.
“Saya menggagas program Kalteng Bercahaya, yang menargetkan seluruh desa berlistrik pada akhir 2024. Kami sudah mengalokasikan anggaran sebesar 432 miliar untuk itu,” tambahnya dengan semangat.
Gubernur juga mengungkapkan bahwa program Kalteng Bercahaya akan memanfaatkan PLTS sebagai solusi untuk daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN. Pada tahun 2024, sekitar 20.711 kepala keluarga di 186 desa akan mendapatkan dukungan PLTS. Selain itu, APBN-P 2024 juga akan memberikan kemudahan akses listrik untuk sekitar 25.000 kepala keluarga di 184 desa.
“Pendekatannya adalah memberikan bantuan atau hibah kepada masyarakat yang belum terjangkau oleh PLN dalam dua hingga tiga tahun ke depan,” jelas Gubernur Sugianto Sabran.
Dengan program ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berharap dapat memberikan solusi terhadap masalah kelistrikan di daerah terpencil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh provinsi.
Penulis: Redha
Editor: Andrian