INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Komisi Penanggulangan AIDS (KPAD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melaporkan bahwa adanya peningkatan kasus HIV-AIDS dalam tiga tahun terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris KPA Kotawaringin Barat, Aspan. Menurutnya dalam tiga tahun ini sejak 2021 sampai bulan Juli 2023 secara kumulatif berjumlah 165 kasus, ujarnya, Kamis, (9/11/2023)
KPAD Kabupaten Kobar menyampaikan bahwa ada 387 penemuan kasus baru HIV-AIDS di Kalimantan Tengah pada tahun 2022.
Di mana, lanjut Aspan, Kobar masuk urutan kedua kabupaten yang terbanyak menemukan kasus baru yaitu sebanyak 98 kasus.
Kemudian, hasil kumulatif tersebut disebutkan bahwa sebanyak 93 kasus pada tahun 2021, ada 98 kasus di tahun 2022, dan 64 kasus sampai Oktober 2023 ini.
Aspan mengungkapkan bahwa penemuan kasus baru tersebut ditemukan dari salah satu kelompok yang berisiko yaitu Lelaki Seks Lelaki (LSL), yang mana sulit dideteksi kasusnya.
“LSL ini susah mencari datanya dibanding kelompok resiko seperti Wanita Pekerja Seks (WPS), pelanggan, Ibu hamil dan pasangan dengan resiko tinggi,” ungkapnya.
Ia menyampaikan adanya kendala dan sekaligus tantangan yang masih dihadapi KPAD Kobar dalam mendeteksi serta menanggulangi kasus HIV-AIDS dari kelompok berisiko tersebut.
Terlebih masih adanya stigma negatif terhadap perilaku seks yang menyimpang, dan penyakit seksual itu sendiri.
Sehingga sangat berisiko terkena virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan bisa menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), kondisi dimana HIV pada stadium akhir yang mana kekebalan tubuh sangat melemah menyebabkan rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit serius lainnya.
“LSL ini komunitasnya kan tertutup sehingga menjadi sangat sulit mendapati data ataupun mendeteksi kasus HIV-AIDS dari kalangan mereka,” ujar Aspan.
Kemudian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar, Achmad Rois menuturkan bahwa pola penularan HIV-AIDS semakin berkembang tak hanya melalui hubungan seksual saja.
“Melalui jarum suntik yang dipakai bersama-sama, dari orang tua ibu yang positif HIV-AIDS melalui plasenta ke janin, jarum tato yang dipakai bersama-sama,” tuturnya.
Oleh sebab itu, pihaknya bersama KPAD Kobar melakukan kerja sama atau bermitra kepada semua lintas sektor untuk bersama-sama menanggulangi HIV-AID pada kelompok berisiko.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian