INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Ribuan jamaah pengajian Akbar, yang digelar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Pangkalan Bun, Pusat Madiun, memadati lapangan sepak Bola Desa Purbasari Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, pada Senin (1/8/2022) malam.
Pengajian akbar tersebut menghadirkan Ustad Maulana Miftah Habiburrahman (Gus Miftah) yang juga dihadiri Penjabat Bupati Kobar, Ketua DPRD dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Ketua PSHT, Cabang Pangkalan Bun, Pusat Madiun, Rudolf Deta mengatakan, pengajian akbar tersebut merupakan wujud syukur warga PSHT yang usianya sudah mencapai 100 tahun (Satu Abad) yang tepatnya jatuh pada 2 September mendatang.
PSHT sendiri pada masa itu menjadi bagian dari perjuangan melawan penjajahan Belanda, yang kini usianya sudah satu abad. “Pada malam hari ini kami mengucapkan syukur dan mendoakan para pendiri yang bersusah payah berjuang, semoga para pendahulu mendapat tempat di sisi Allah Tuhan yang maha kuasa,” tutur Rudolf.
Pada kesempatan ini Rudolf juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung terlaksananya kegiatan pengajian akbar tersebut, sehingga berjalan lancar dan sukses.
Untuk di Cabang Pangkalan Bun sendiri, PSHT sudah berusia 37 Tahun dan hingga kini anggotanya sudah mencapai 9 ribuan lebih.
“Organisasi PSHT tidak hanya berkutat olahraga fisik atau pencak silat saja, tetapi juga aktif di berbagai bidang kegiatan sosial salah satu wujud nyatanya adalah seperti mengadakan pengajian Akbar seperti ini,” bebernya.
Tujuan dari PSHT sendiri adalah membentuk Manusia Berbudi Luhur, Tahu Benar dan Salah serta bertakwa kepada Tuhan yang maha kuasa.
Sementara Penjabat (PJ) Bupati Kobar, Anang Dirjo, dalam sambutannya juga mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan PSHT.
Menurutnya kegiatan tersebut bernilai positif memberikan pencerahan kepada masyarakat secara umum dan khususnya warga PSHT itu sendiri.
“Menengok sejarah, PSHT juga menjadi bagian dari perjuangan melawan penjajah, dan hingga kini PSHT masih eksis berkembang memberikan manfaat bagi semua orang,” tutur Anang Dirjo.
Sementara Gus Miftah dalam tausiahnya memberikan banyak petuah kepada para jamaah dan kepada para warga PSHT.
Ia berharap pendekar PSHT dapat meniru sifat tanah. Filosofinya tanah selalu merendah, tidak marah meski diinjak, tidak pernah berontak. Tetapi tanah semakin lama akan semakin bernilai harganya.
Ia juga meminta agar para pendekar dapat mengedepankan rasa toleransi meskipun berbeda organisasi, kelompok, suku, agama atau perbedaan pendapat.
“Apapun organisasinya, apapun perguruan, apapun suku dan agamanya mari kita sama-sama mengedepankan rasa toleransi dan saling menghormati,” pungkasnya.
Pantauan media di lapangan, para jamaah nampak begitu antusias mendengarkan ceramah, meski sempat rintik hujan turun namun jamaah tak beranjak dari tempat duduknya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian