INTIMNEWS.COM, MELAWI – Tantangan generasi muda dalam membangun Indonesia kedepan semakin berat. Di era Revolusi 5.0, tuntutan perkembangan teknologi informasi semakin cepat. Sementara paham-paham intoleransi dan radikalisme kerap bermunculan dan berdampak pada disintegrasi persatuan bangsa.
Hal ini menjadi tema diskusi publik yang digelar Gerakan Damai (GD) Nusantara di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Melawi, Minggu (27/2).
Dihadiri sejumlah organisasi kepemudaan dan mahasiswa, diskusi menghadirkan sejumlah pembicara, mulai dari Kepala Disdikbud, Yusseno, dosen STKIP Melawi, Ahmad Khoiri, perwakilan Kemenag Melawi, Titin serta Founder GD Foundation, Merianto.
Asisten Bidang Pemerintahan Setda Melawi, Imansyah yang hadir mewakili Bupati Melawi saat membuka Diskusi Publik tersebut berharap seluruh pihak khususnya kaum muda untuk lebih aktif melawan berita-berita yang tidak benar dengan dialog yang intensif, berkualitas dan cerdas dalam melihat fenomena-fenomena yang dapat meruntuhkan tatanan bangsa dan negara
“Agar simpul-simpul perdamaian yang telah dibangun tetap kokoh dan utuh bersama seluruh komponen bangsa termasuk kita sebagai masyarakat yang sangat mencintai kedamaian, keadilan dan kesejahteraan,” ucapnya.
Imansyah melanjutkan, pemuda sering dijadikan target utama oleh para kelompok radikal dalam penyebaran paham radikal karena pemuda selama ini mudah sekali untuk dihasut. namun sebenarnya, para pemuda tidak hanya mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah ini namun juga potensi untuk memberantas masalah-masalah radikalisme di Indonesia.
“Pentingnya pemahaman dan penerapan toleransi dalam kehidupan generasi milenial yang merupakan agen dari sebuah perubahan yang tentunya perlu disikapi dengan serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Ketua Panitia Diskusi Publik, Syarif Nurul Hidayatullah turut mengapresiasi semangat mahasiswa dan pemuda dimelawi ini, ketika diajak diskusi mereka semangat untuk hadir.
“Semoga dengan kegiatan kita hari ini menjadi contoh untuk para pemuda dan Mahasiswa Melawi ini untuk bisa ikut membuat kegiatan -kegiatan yang positif,” katanya.
Syarif mengatakan output yang dapat di ambil pada kegiatan pada hari ini adalah para peserta bisa menjadi pelopor untuk menyampaikan kepada orang tua dan keluarga nya bahaya tentang radikalisme dan tujuan selanjutnya ingin membakar semangat Mahasiswa yang ada di Melawi ini untuk selalu aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan yang positif
Sementara itu, Plt Kadisdikbud Melawi, Yusseno memberikan motivasi bagi para mahasiswa yang hadir dalam diskusi untuk ikut berorganisasi karena aktivitas ini sangat penting, terutama saat selesai kuliah, akan terasa manfaatnya.
Ia juga mengajak mahasiswa dan kaum muda agar menjauhkan diri dari sikap intoleransi agar tidak mudah dipecah-belah. Media sosial sangat mudah mempengaruhi paham paham seperti ini, radikalisme dan intoleransi.
“Kita saat ini harus bersama menjaga hasil perjuangan para pendahulu kita. Kalau kita intoleran, sama saja kita tidak menghargai hasil perjuangan para pendahulu kita,” katanya.
Merianto, Founder GD Foundation turut meminta agar pemuda harus jadi pejuang dan punya visi misi. Untuk menyongsong masa depan.
“Bagaimana peran pemuda bisa memfilter berbagai informasi di media massa maupun media sosial agar tak mudah terpengaruh dalam paham radikalisme dan intoleransi,” pesannya.
Penulis: Syarif
Editor: Andrian