INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Demisioner Presiden Mahasiswa (Presma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Palangka Raya (UPR) 2018-2019, Karuna Mardiansyah mengkritik kinerja pengurus BEM saat ini. Menurutnya pengurus BEM saat ini kurang menjalankan fungsinya dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Karuna sebagai bahan penyadaran bagi BEM-BEM yang ada di Fakultas maupun tingkat Universitas khususnya. Menurutnya, BEM sebagai wadah pergerakan dalam membantu mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di kampus.
Baru-baru ini viral di salah satu platform sosial media yang mengkritik kampus UPR melalui meme dan diupload sebagai bentuk keresahan terkait berbagai persoalan yang terjadi di kampus UPR. Hal tersebut dinilai BEM sebagai wadah penampung dan penyalur aspirasi kurang dalam menyelesaikan permasalahan mahasiswa.
Oleh karena itu, alumnus UPR dari Fakultas Pertanian itu menuturkan bahwa BEM sebagai wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa harus bekerja dan menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
“BEM seharusnya berfungsi sebagai sarana mahasiswa untuk menyalurkan sumbang saran dan aspirasinya kepada pihak lembaga untuk mewujudkan kesejahteraan di lingkungan kampus, dengan adanya hal ini menandakan BEM sudah tidak bisa menjalankan tugasnya,” ungkapnya, Rabu 6 September 2023.
Karuna menilai, bisa jadi karena BEM saat ini sedang sibuk dengan kisruh urusan internalnya maupun sibuk mengurus kegiatan di luar sehingga isu-isu di rumah sendiri tidak diurus.
“Intinya BEM gagal total menjalankan 3 fungsi utama yaitu sebagai Katalisator, Inisiator, dan Fasilitator untuk seluruh mahasiswa yang ada di Universitas Palangka Raya,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga meminta untuk pihak kampus dalam hal ini Pimpinan UPR, seharusnya menaggapi isu ini dengan mencari kebenaran informasi tersebut. Kan ada tim saber pungli dll, itu harusnya diaktifkan dalam menyelesaikan persoalan yang ada.
Dia juga mengapresiasi atas keberanian mahasiswa yang menyampaikan kritik kepada kampus melalui platform sosial media.
“Adanya kritik dari mahasiswa bisa jadi karena lembaga-lembaga yang ada di kampus (untuk menanggulangi pungli dan lain-lain) tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga perlu upaya bersama dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada,” pungkas Karuna. (**)
Editor: Irga Fachreza