INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Semakin maraknya terjadi kebakaran hutan dan lahan pada beberapa wilayah di Kabupaten Kotawaringin menuntut pemerintah harus bekerja ekstra dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana tahunan tersebut.
Menindaklanjuti kerawanan bencana karhutla di wilayahnya, Camat Pulau Hanaut Deddy Jauhari melakukan pertemuan bersama masyarakat yang berprofesi sebagai pemburu dan pencari ikan/nelayan sungai di Desa Hanaut, Kamis (31/08/2023) yang lalu.
Pertemuan tersebut dilaksanakan guna memberikan himbauan kepada masyarakat Hanaut, khususnya yang kerap beraktifitas ke lahan, hutan maupun sungai agar berhati-hati dan tidak melakukan aktifitas yang dapat memicu kebakaran.
Belajar dari pengalaman, Ketua Satgas Karhutla Pulau Hanaut tersebut mengutarakan bahwa salah satu sumber yang dapat memicu kebakaran Hutan dan Lahan adalah dari aktifitas melakukan perburuan maupun mencari ikan ke sungai-sungai atau hutan, sehingga dapat tidak sengaja meninggalkan api ataupun membuang puntung rokok saat beraktifitas.
“Kita himbau kepada masyarakat yang memancing, berburu ke hutan dan sungai agar tidak meninggalkan api dengan alasan apapun, karena api besar bersumber dari api kecil akibat kelalaian dan ketidak hati-hatian, seperti membuang puntung rokok dan sebagainya. Kami tidak melarang masyarakat beraktifitas di sungai maupun hutan, namun mari sama-sama menjaga agar tidak melakukan hal yang merugikan,” tegasnya.
Senada dengan imbauan tersebut, Supri selaku Babinsa juga berharap dari Posramil agar tidak beraktivitas di dalam kawasan hutan karena situasi dan kondisi sekarang sangat berbahaya.
“Kalau bisa ke hutan jangan bawa korek api atau rokok itu saja dari kami. Kalau terjadi kebakaran lahan di saat bapak-bapak sedang melakukan aktivitas sudah pasti bapak-bapak pemburu yang akan kami tindak karena kami punya data,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Desa Hanaut Nanang Qosim juga menyampaikan agar warganya tidak melakukan pembakaran lahan, maupun aktifitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran di musim kemarau.
Pihaknya juga menghimbau agar warga yang ingin melakukan aktifitas di hutan maupun sungai agar izin dengan pemerintah desa, di sisi lain pihaknya tidak melarang masyarakat untuk beraktifitas di lahan maupun sungai.
“Kami tidak melarang melakukan aktivitas, tapi yang paling penting agar dapat memperhatikan api atau puntung rokok bapak-bapak, jangan sampai melakukan pembakaran dengan sengaja. Kalau memang mau beraktivitas ke lahan atau hutan izin dulu dengan kami selaku pemdes, apabila terjadi kebakaran akibat kelalaian maka harus bertanggung jawab,” jelasnya.
Saat ini pemerintah Desa Hanaut sudah membangun Shelter atau pos jaga di Sungai Hanaut berdasarkan arahan dari Ketua Satgas Karhutla, serta akan melibatkan warga yang berprofesi sebagai pemburu atau nelayan sungai untuk mengisi pos dan berjaga berdasarkan rotasi.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya Camat Pulau Hanaut, Kepala Desa Hanaut, Babinsa, masyarakat nelayan sungai dan pemburu, serta perwakilan dari PT Rimba Makmur Utama. (**)
Editor: Andrian