INTIMNEWS.COM, ATAMBUA – Baru-baru ini Bupati Belu dr Taolin Agustinus mengeluarkan surat teguran terhadap enam tenaga kontrak (Teko) yang mengikuti pertunjukan tarian tradisional di benua Eropa, Kamis 28 Oktober 2021.
Dengan berbagai tanggapan terhadap ke-enam teko tersebut menuai kontroversi di berbagai group Facebook. Ada yang mendukung dan memberikan apresiasi sedangkan banyak juga netizen yang mendukung teguran bupati dengan berbagai alasan.
Salah satunya ditulis di group Facebook Belu bebas berbicara ( B3 ),”Tetap Semangat Ibu Ibu Penari Likurai, walau di daerahmu kalian dicerca habis-habisan dan dipermasalahkan karena usaha kalian mengenalkan Tarian Likurai, namun percayalah kalian akan bisa dihargai oleh bangsa ini, sebab bangsa ini tidak pernah melupakan jasa para pahlawannya, sebab bangsa kita adalah bangsa yang besar, tidak tahu bangsa lain seperti apa?,” tulis akun Facebook Danni Kusuma Binsasi.
Tulis lagi akun lain Jonas Beremau dalam komentarnya, “Perlu menjadi perhatan serius segenap komponen di Belu, bahwa yang sangat diperlukan oleh Belu, adalah kolaborasi & kerjasama semua pihak untuk memperkuat sendi-sendi pembangunan serta bersama-sama menjaga citra pemerintahan yang memikul peran terpenting sebagai fasilitator pembangunan,” tulisnya.
Bahwa sehubungan dengan event pentas international yang mengusung tema “likurai” oleh seniman Yogya, Mas Eko Suprianto, Pemkab Belu menurut Jonas telah mengambil posisi yang sangat tepat dan tidak bisa dipersalahkan untuk alasan apapun.
Bupati dan Wakil Bupati Belu memiliki komitmen kuat untuk mengawal proses pembangunan SDM dan pembangunan budaya Belu sesuai buku putih RPJMD Kabupaten Belu yg terbaru.
Dikatakan Jonas Beremau bahwa Bupati Belu dan Wakil Bupati Belu, “tidak berminat menjadi penumpang gelap” atas karya dan pencapaian pihak lain di luar Belu untuk kepentingan apapun, khususnya kepntingan pencitraan politik guna menghadapi tahun politik 2024.
Menurut Jonas, Bupati dan Wakil Bupati Belu, mewakili citra Ema Belu Seluruhnya yang menjunjung tinggi kehormatan dan tradisi BELU, tidak akan pernah menghalalkan segala cara yang tidak kompeten untuk menonjolkan diri demi ambisi politik. Jika orang lain berkehendak memainkan pencitraan dengan cara-cara demikian, maka itu bukan urusan Pemkab Belu.
“Kita mengapresiasi semua upaya individu maupun kelompok yg berupaya mengangkat citra daerah ini, namun harus kompeten, terbuka, menghormati sistem & eksistensi pemerintah setempat, menghormati kearifan hakneter no haktaek malu,” tulis Jonas.
Selain itu banyak tanggapan netizen yang mengapresiasi ke enam teko yang telah membawa tarian daerah Belu (likurai) untuk pentas di kancah internasional yaitu benua Eropa.
“Sekali lagi IIB membuktikan bahwa mereka Mampu ! Puji Tuhan, Terima kasih SPRING- Utrecht Belanda, atas kepercayaannya bagi mreka ( IIB) untuk menjadi Pembuka Festival SPRING. Terima kasih untuk antusias penonton, Tiket SOLD OUT untuk malam ini, Standing Applause, Acara penyambutan yang begitu luar biasa, ini membuat IIB merasa begitu diterima di Negeri orang. Semoga Besok semoga ibu-ibu BELU lebih dan semakin Baik ! Tetap semangat…!!! Terima kasih semua Belanda…SUKSES !!! Selamat Hari Sumpah Pemuda,
Yang Muda Jangan Baperan, yg Muda Harus Berperan !,” tulis akun Facebook Yustin Nalle.