INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Penemuan jenazah Asnah, wanita berumur 63 tahun di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), membuat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit turun tangan.
Pasalnya, pada tubuh jenazah yaitu pada pipi sebelah kanan ditemukan bekas cakaran atau gigitan hewan. Sehingga menimbulkan spekulasi. BKSDA Sampit pun melakukan observasi ke lokasi kejadian.
Muriansyah Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit mengatakan bahwa pihaknya datang ke lokasi ditemani oleh anggota Polsek setempat ke Dusun Tewah, Rabu 2 Maret 2022 siang.
“Sesampainya di Dusun Teluk Tewah, kami bertemu dengan warga bernama Mathori, dimana ia adalah tetangga korban dan ikut serta dalam proses penemuan dan pengangkutan korban,” kata Murianysah
Dari keterangan Mathori dan istri, di lokasi penemuan korban tidak pernah dilihat ada keberadaan satwa liar seperti Beruang. Namun, kalo satwa liar Biawak sering terlihat, bahkan sering memangsa ternak milik warga seperti Ayam, Itik dan Bebek.
“Didapat keterangan pula, bahwa korban 1 hari sebelum ditemukan meninggal, sempat mengeluh sakit. Kami juga menemui lima warga lainnya. Dari keterangan warga, di lokasi penemuan korban dan di sekitar wilayah dusun, tidak pernah dilaporkan dan dilihat ada keberadaan satwa liar jenis Beruang. Namun, kalo Biawak sering terlihat, bahkan sering memangsa ternak milik warga,” tegasnya
Dengan ditemani Mathori, petugas kemudian menuju tempat ditemukannya korban. Lokasi tempat ditemukannya korban meninggal merupakan lokasi rawa berair yang ditumbuhi semak belukar dan padang ilalang.
Lokasi tempat ditemukannya korban berada 20 Meter dari jalan umum dusun Teluk Tewah. Di sekitar lokasi ditemukannya korban, ada kebun pisang milik warga yg kurang terawat.
“Di lokasi dan sekitar lokasi penemuan korban, warga sering melihat Biawak. Bahkan di lokasi kebun pisang, warga pernah menemukan telur yang diduga kuat telur Biawak,” ujarnya.
Saat petugas kembali ke dusun, karena Dusun Teluk Tewah berada di tepi sungai Cempaga, petugas sekaligus memberikan pengarahan dan himbauan terkait keberadaan Buaya di sungai tersebut.
“Kami meminta warga agar berhati-hati saat beraktifitas di sungai dan menghimbau anak-anak agar tidak mandi di sungai. Saat mencari informasi dan pengarahan, warga lagi mempersiapkan acara tahlilan. Petugas memberikan bantuan ala kadarnya untuk acara tahlilan tersebut,” jelasnya
Dari pengamatan foto luka, Muriansyah menjelaskan foto kondisi tubuh korban, kunjungan ke lokasi ditemukannya korban serta informasi yang didapat dari warga Dusun Teluk Tewah. Diduga kuat, korban meninggal bukan karena serangan satwa liar, atau Beruang. Tidak ada luka di tangan maupun di kaki korban karena bekas cakaran atau gigitan. Luka hanya ada di bagian muka, yaitu daging pipi kanan hilang.
Sedangkan Beruang Madu tidak memakan daging dan tidak pernah ada laporan tentang keberadaan beruang di lokasi itu. Keterangan warga yang ditemui petugas tidak pernah sekalipun melihat atau mendengar keberadaan beruang di lokasi.
“Kalo korban diserang beruang sampai mengakibatkan meninggal dunia, harusnya luka yang ada di tubuh korban lebih parah. Beruang menyerang manusia biasanya karena diserang terlebih dahulu, mengambil anaknya. Dampak kepada manusia, bisa luka berat atau luka ringan,” demikiannya.
Editor: Andrian