INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Kepala Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Gusti Mawardi menyampaikan kondisi peninggalan makam keramat di tengah Danau Gatal Kiri Desa Rungun, berpotensi besar menjadi tujuan wisata religi baik tingkat nasional maupun internasional, asal dikelola lebih maksimal lagi.
Menurutnya, makam keramat Syekh Abdul Karim yang terletak di tengah danau, lebih tua daripada umur makam keramat Kutaringin dan Kyai Gede akan tetapi baru ditemukan pada tahun 2004.
“Potensi sejarah ini yang harus kita maksimalkan dan jelaskan pada anak cucu termasuk para wisatawan tersebut, bahwa sebenarnya makam Syekh Abdul Karim yang terletak ditengah danau gatal ini punya sejarah panjang,” kata Gusti Mawardi, Senin 30 Agustus 2021.
Makam keramat ini merupakan salah satu ikon keramat yang ada di kobar yang memiliki banyak potensi salah satunya pada bidang wisata yang sangat lengkap, baik wisata alam, wisata budaya dan juga wisata religinya.
Salah satu potensi wisata yang terdapat di Kotawaringin Lama ini memiliki pesona wisata yang sangat indah yakni wisata alam Danau Gatal dan juga wisata religi makam keramat Danau Gatal Kiri.
“Uniknya makam keramat Danau Gatal Kiri Ini terletak di tengah Danau Gatal yang berada di Desa Rungun, makam keramat ini diperkirakan sudah berumur ratusan tahun,” ujar Kades Gusti Mawardi.
Lanjut, Gusti Mawardi bahwa pada tahun 2004 ada seorang Habib dari Martapura ke Desa Rungun. Ulama dari Martapura tersebut melalui mimpinya ada menyebutkan bahwa makam Syekh Abdul Karim ada di Desa Rungun.
“Setelah itu warga Desa Rungun bersama Habib dari Martapura mencari makam keramat itu hingga 3 hari lamanya dan baru ditemukan,” jelasnya.
“Pada zaman dulu tidak jauh dari lokasi makam keramat Danau Gatal Kiri juga terdapat Pesantren Rangga Santrek akan tetapi bukti otentik sejarah sudah tidak bisa dilihat lagi, karena habis terbakar saat terjadi kebakaran hutan,” lanjutnya.
Selain itu juga mengungkapkan untuk jumlah makam yang ada di danau gatal kiri ini berjumlah 30 lebih makam, salah satunya makam dari Syekh Abdul Karim.
“Biasanya setiap tahun desa Rungun juga mengadakan haul, akan tetapi di 2 tahun terakhir ini sudah tidak dilaksanakan karena kondisi saat ini masih adanya Covid-19,” terang Gusti Mawardi.
Gusti Mawardi berharap bantuan dari pemerintah daerah Kabupaten Kobar serta Pemprov Kalteng, agar dapat dibuatkan dermaga di seputaran danau atau pintu masuk makam agar lebih mempermudah masyarakat untuk berziarah. (Yus)