INTIMNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin mengatakan capaian surplus neraca perdagangan tahun 2022 yang diperkirakan sebesar 60 miliar dolar AS menunjukkan kemampuan ekonomi Indonesia bertahan di tengah berbagai krisis.
Mukhtarudin menyampaikan hal itu menanggapi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebut neraca perdagangan RI 2022 berpotensi surplus 60 miliar dolar AS.
“Ya, tentu kita harus optimistis surplus neraca perdagangan barang di sepanjang tahun 2022 akan lebih tinggi dibanding tahun 2021 lalu,” tandas Mukhtarudin, Rabu, (26/10/2022).
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengaku surplus perdagangan sepanjang tahun 2022 ini ditorehkan di tengah sejumlah tekanan kondisi perekonomian global seperti lonjakan inflasi di sejumlah negara seperti konflik Rusia – Ukraina yang belum mereda, pengetatan kondisi keuangan sebagian besar wilayah serta pandemi covid-19 di tanah air yang belum sepenuhnya pulih.
Kendati demikian, Anggota Komisi VII DPR RI ini juga berharap ke depan, pemerintah bersama otoritas terkait harus mengantisipasi berbagai risiko global yang akan mempengaruhi neraca perdagangan dan perekonomian nasional secara umum.
Risiko yang dimaksud di antaranya melambatnya aktivitas perdagangan internasional negara maju yang salah satunya terpengaruh inflasi, sebagaimana tercermin dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober 2022, serta mitra dagang utama seperti Tiongkok.
“Intinya surplus perdagangan berkontribusi jaga ketahanan perekonomian nasional,” pungkas Mukhtarudin.
Untuk diketahui, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan neraca perdagangan Indonesia diperkirakan mengalami surplus 60 miliar dolar AS tahun ini.
“Angka itu lebih besar dari surplus neraca perdagangan selama ledakan harga komoditas terakhir pada 2010 dan 2011 yang sekitar 22 miliar dolar AS dan 26 miliar dolar AS,” ujar Menko Airlangga dalam acara “Indonesia’s Economic Priorities” yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Adapun selama Januari hingga September 2022 neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus sebesar 39,87 miliar dolar AS.
Menurut Airlangga, kinerja sektor eksternal yang kuat tersebut pun berhasil menopang konsumsi dan investasi secara konsisten. Dengan demikian pemerintah memproyeksikan ekonomi akan tumbuh sekitar 5,2 persen secara tahunan pada akhir tahun ini.
Hingga triwulan II-2022 ekonomi Indonesia berjalan dengan sangat baik dan berhasil berbalik arah dari pandemi COVID-19 sehingga mampu tumbuh 5,44 persen secara tahunan
Selain itu Airlangga menuturkan berbagai lembaga internasional pun memiliki perkiraan yang kurang lebih sama sama, salah satunya Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang tetap optimistis Indonesia akan tumbuh 5,3 persen tahun ini, meski ekonomi global hanya tumbuh 3,2 persen.
“Kemudian untuk tahun 2023 IMF memproyeksikan Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5 persen dibandingkan dengan global yang hanya mampu tumbuh 2,7 persen,” ucap Airlangga Hartarto.
Airlangga mengingatkan saat ini dunia sedang dihantui oleh pembentukan awan gelap yang sedang mengumpulkan kecepatan untuk kemungkinan terjadinya badai yang sempurna alias perfect storms.
Awan tersebut berasal dari lima faktor yakni COVID-19, konflik di Ukraina, harga komoditas, biaya hidup, dan perubahan iklim.
“Saya meyakini seluruh dunia, termasuk Indonesia, bisa menghadapi badai tersebut dengan keyakinan yang lebih kuat pada strategi kebijakan tentang prioritas untuk mengatasi tantangan ke depan,” pungkas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian