INTIMNEWS, PANGKALAN BUN – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, membuat sejumlah bangunan rumah, fasilitas umum, dan perahu rusak parah, Jumat (9/4/2021).
Sebelumnya gelombang pasang laut setinggi 1,8 meter yang disertai hujan deras dan angin kencang menerjang pesisir Kumai, Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), pada Kamis (8/4) pukul 16.30 WIB.
Gelombang pasang tersebut menghantam di tiga Rukun Tetangga (RT) di desa pesisir terpadu, yaitu RT 1, RT 2, dan RT 4. Air laut meluber hingga ke jalan poros dan membawa material sampah tersebut membuat warga setempat sangat panik.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kobar Martogi Siahaan mengatakan, curah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan angin ribut serta ombak yang cukup besar dengan gelombang pasang laut 1,8 meter menyebabkan akses jalan utama, rumah dan perahu warga di pesisir pantai mengalami kerusakan.
“Mengetahui terjadinya gelombang pasang laut, BPBD Kobar segera melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat, melakukan ground check lokasi, serta mendata kerusakan dan korban,” ujar Mantogi, Jumat (9/4).
Berdasarkan pendataan yang dilakukan gelombang pasang laut tersebut, mengakibatkan kerusakan pada akses jalan utama, ada 8 unit rumah rusak (rusak ringan – berat), 1 perahu warga rusak, 2 gazebo, 1 tempat usaha, serta mengakibatkan abrasi pantai dengan ukuran 20×3 meter, serta mengakibatkan sebanyak 8 kepala keluarga terdiri dari 31 jiwa terancam kehilangan tempat tinggal, terang Martogi.
Martogi Siahaan menegaskan, gelombang pasang laut kembali akan terjadi pada hari Jumat 9 April 2021 sekitar pukul 14.00 WIB dengan ketinggian gelombang laut bisa mencapai 1,7 meter.
“Sekitar pukul 14.00 WIB, akan terjadi gelombang pasang laut 17, tim akan kembali menindaklanjuti terkait informasi tersebut dan menghimbau masyarakat yang tinggal di bibir pantai untuk selalu waspada,” imbaunya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Iskandar, Pangkalan Bun Aqil Ihsan mengatakan, salah satu penyebab gelombang laut tinggi salah satunya adanya konvergensi.
Biasanya puncak pasang laut saat purnama atau menjelang awal bulan baru (penanggalan Qomariyah) karena pasang laut di pengaruhi gravitasi bulan.
Pasang laut yang berpotensi merusak seperti peristiwa di Desa Keraya dan disertai dengan rob biasanya hasil kombinasi saat angin kencang, pasut puncak dan gangguan lainnya.
Ia menegaskan belum tentu pasang laut disertai dengan Rom dan angin kencang, karena angin kencang dipengaruhi oleh kondisi cuaca sedangkan pasang laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan.
Kemudian kata dia, kondisi pasut saat puncak biasanya memang rawan saat musim hujan atau peralihan musim, misal pada bulan Desember, Januari, April hingga Juli, imbuhnya. (Yus)