INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Pedagang emas di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) di Jalan Iskandar Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengantisipasi resesi ekonomi 2023 mendatang. Kondisi itu nantinya akan membuat harga emas sulit diprediksi.
“Yang ditakutkan dari resesi ini sulit memprediksi harga emas, namun yang pasti masing-masing negara pasti memproteksi keadaan ekonomi untuk menghadapi resesi ekonomi 2023,” ungkap H Darsani, slah seorang pedagang emas di PPM, Selasa 18 Oktober 2022.
Menurutnya, keadaan itu akan membuat ekonomi nasional bahkan global menjadi sulit, seusai dengan apa yang disampaikan oleh para petinggi negara bahwa ekonomi dunia pada 2023 akan gelap.
Meski begitu, dirinya tidak nemampik kondisi krisis moneter yang terjadi pada 1998 lalu. Kala itu, kata dia, sebelum terjadinya krisis harga emas 99 atau amerika hanya Rp65 ribu, dan setelah krisis menjadi Rp100 ribu per gramnya.
“Kalau Amerika menaikan suku bunga biasanya harga emas berlawanan, jadi harga justru malah turun, namun karena rupiah kita anjlok jadi harga emas tidak berpengaruh karena nilai rupiah melemah pekan lalu senilai Rp16.425 per US dolar,” kata Sani.
Harga emas batangan per Senin kemarin senilai Rp870 ribu per gram, emas 99 (Amerika) Rp845 ribu per gram, emas 750 (emas putih) Rp740 ribu per gram, emas 700 (Singapura) Rp675 ribu per gram, emas 420 Rp420 ribu per gram dan emas 375 Rp400 ribu per gram.
“Hari ini emas 99 turun dari harga Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Sementara pada emas lainnya masih relatif stabil karena turunya tidak signifikan. Namun ahli ada yang menyebut bahwa harga emas pasca resesi nantinya hingga Rp1.5 juta per gramnya untuk emas Amerika,” sebutnya. (**)
Editor: Irga Fachreza