INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Dalam rangka mencegah dan memutus mata rantai Covid-19 sejak satu tahun lalu. Para perusahaan kelapa sawit tidak memperkenankan untuk para pelaku mikro kecil menengah (UMKM) masuk ke wilayahnya.
Hal itu tentu membuat para pelaku UMKM selama pandemi Covid-19 terhimpit pada pendapatan ekonomi. Untuk itu, Multazam selaku Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 Kotim mengatakan, pihaknya meminta aparat di kecamatan yang bersangkutan agar bisa memfasilitasi pedagang dan perusahaan.
“Tentunya tetap harus terlindungi dengan protokol kesehatan (Protkes) karena saat ini kita masih dalam pandemi Covid-19. Kalau bicara situasi pandemi ini daya beli masyarakat menurun dan tentunya para pedagang akan terdampak. Hal ini harus dibuat skema-skema baru, kegiatan yang berinovasi agar usaha para pelaku UMKM punya nilai tersendiri,” ungkapnya, Jum’at 26 Maret 2021.
Ia menegaskan kepada para pelaku UMKM bahwa tidak menutup mata dan tidak menutup hati soal gizi terkait dengan kehigienisan ataupun kebersihan produk. Hal ini juga akan dikoordinasikan kepada Dinas Kesehatan Kotim agar proaktif menilai makan-makanan mereka secara higienis.
“Kemudian pihak kebun juga kemarin sebenarnya banyak membuka ruang untuk para UMKM, namun skemanya belum terjalin dengan baik. Sehingga perlu komunikasi lagi salah satunya para camat harus menjalin harmonisasi itu,” bebernya.
Untuk hal itu pemerintah bisa membantu UMKM agar bisa meningkatkan kualitas makanan yang di produksinya. Agar para pelaku UMKM dapat berinovasi supaya mudah di terima saat pandemi ini. (*)