
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Tokoh Pemuda Provinsi Kalimantan Tengah, Heru Hidayat menyampaikan kepada awak media, bahwa di era digital saat ini model kepemimpinan organisasi/lembaga/perusahaan dihadapkan pada situasi dan tantangan yang lebih dinamis dan disrupsi. Meski demikian, menurut Heru secara manajemen organisasi/lembaga/perusahaan harus tetap memiliki fondasi utama yang kuat dan solid untuk mampu bertahan dan tumbuh.
“Yang perlu diperhatikan adalah menyiapkan model dan cara kepemimpinan dalam berorganisasi/lembaga/perusahaan yang agile dan terukur. Dan minimal ada 8 (delapan) cirinya,” ujar Heru yang juga trainer pengembangan sumber daya manusia itu, Minggu 30 Mei 2021.
Pertama, memiliki mindset perbaikan dan perjuangan secara tim dalam menghadapi berbagai kondisi dan perkembangan. Termasuk memanfaatkan teknologi digital untuk pengembangan organisasi/lembaga/perusahaan.
Ke dua, adanya jaringan secara luas dan bisa dioptimalkan untuk pengembangan organisasi/lembaga/perusahaan, bahkan bisa menjangkau lintas daerah dan negara. Sehingga kemampuan membangun komunikasi secara luas untuk berbagai potensi dan peluang.
Ke tiga, kemampuan membangun kolaborasi dengan berbagai potensi lainnya, termasuk dalam kegiatan, kemanfaatan dan pendanaan. Kemampuan membangun kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan.
“Yang ke empat adalah mudah dihubungi, sehingga akan mudah mengkoordinasikan dengan cepat setiap perkembangan dan dinamika yang penting dan strategis misal semua anggota mendapatkan akses nomor kontak pemimpin dan mau berkomunikasi. Sehingga kepemimpinan lebih dekat dengan semua anggota yang ada dalam organisasi/lembaga/perusahaan,” lanjut Heru.
Ke lima, memiliki akses di media sosial baik facebook, instagram, twitter, dll sebagai media sosialisasi diri, organisasi dan membuka ruang saran, masukan, dan kritik konstruktif. Kesiapan dalam mengadaptasi dan mengoptimalkan perkembangan digital dalam upaya membangun daya saing organisasi/lembaga/perusahaan.
Ke enam adalah kemampuan berinovasi, out of the box dan bermanfaat secara terus menerus, sehingga akan menghasilkan model kepemimpinan yang adaptif di era digital.
Kemudian ke tujuh adalah kecepatan bergerak dan kemampuan mendistribusikan tugas secara terukur dalam pelaksanaannya. Sehingga akan mempercepat proses teknis dan terukur.
“Yang terkahir dan yang lebih penting lagi adalah menyiapkan kepemimpinan dan sistem untuk estafet berikutnya yang lebih baik dan berkelanjutan,” jelas Heru.
Alumni HMI ini mengharapkan bahwa di era digital, persaingan dan tuntutan dinamika bagi organisasi/lembaga/perusahaan menjadikan kita lebih cepat mengadaptasi dan kemampuan menghadirkan berbagai alternatif solusi yang bermanfaat dan berkelanjutan.