INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Warga Pesisir Pantai Laut Jawa, tepatnya di Desa Sebuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, membuat minyak goreng menggunakan bahan dasar kelapa. Inisiatif itu didasari karena sulitnya mendapatkan minyak goreng di pasaran sejak beberapa waktu lalu sampai sekarang.
Erlyana (38) warga Desa Sebuai, Kecamatan Kumai, mengatakan kelangkaan minyak goreng di pasaran memicu gejolak di masyarakat. Mereka panik karena khawatir tidak bisa memasak karena tidak punya minyak goreng.
Lanjut Erlyana (38) warga di pesisir pantai laut jawa, tepatnya di Desa Sebuai, Kecamatan Kumai, tak lagi tergantung membeli minyak goreng seperti warga lainnya. Dirinya menikmati minyak goreng dari buah kelapa kemudian diproduksi sendiri.
“Proses awal pembuatan minyak kelapa dimulai dengan memisahkan sabut kelapa dengan tempurung, kemudian dilanjutkan proses pemisahan tempurung dengan daging atau isi kelapa, lalu diparut menggunakan mesin untuk menghasilkan serbuk kelapa,” terang Erlyana, Selasa, (15/3/2022).
Dalam proses pemotongan tempurung, dirinya sengaja menggunakan alat potong yang dibuat untuk memisahkan tempurung dengan daging kelapa agar bentuknya tetap utuh.
Tempurung ini, lanjut Erliyana digunakan untuk pembakaran pada saat santan atau sari kelapa direbus.
Untuk menghasilkan satu botol minyak kelapa, dibutuhkan sekitar delapan sampai sepuluh buah kelapa, tergantung besar buah yang tersedia.
Produksinya selama satu hari karena harus melalui proses pengendapan untuk memisahkan air dengan minyak, namun agar menghasilkan minyak berkualitas dan irit bahan bahan bakar saat proses perebusan harus diendapkan selama satu malam.
“Untuk menghasilkan minyak proses perebusan santan atau sari kelapa memakan waktu tiga jam,” kata Erliyana.
Jika dibandingkan dengan minyak goreng yang lain, minyak kelapa pada umumnya yang berwarna kuning keemasan, minyak hasil produksi rumahan ini sedikit berwarna kuning pucat atau sedikit kuning pudar, tanpa pengawet dan tidak mengandung kolesterol.
“Saat ini banyak warga yang berebut membeli minyak goreng olahannya, namun, mereka harus bersabar karena prosesnya juga lumayan lama, Alhamdulillah warga dekat rumah dan keluarga saya tidak lagi bingung mencari minyak goreng,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian