INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) Mukhtarudin menyambut baik langkah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang telah berkolaborasi dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) untuk mengkaji rantai pasok industri semikonduktor.
Mukhtarudin, politisi Golkar dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah, mendorong percepatan pembangunan ekosistem industri semikonduktor guna memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus meningkat. “Langkah strategis ini akan menopang peningkatan produktivitas dan daya saing sejumlah sektor industri manufaktur yang membutuhkan semikonduktor sebagai komponen utama,” ujar Mukhtarudin pada Rabu, 31 Juli 2024.
Anggota Komisi VII DPR RI ini menjelaskan bahwa pembangunan ekosistem industri semikonduktor sejalan dengan target Making Indonesia 4.0. Pengembangan ini juga bertujuan menunjang perkembangan industri teknologi, seperti elektronik rumah tangga, kendaraan listrik, dan teknologi 5G.
“Upaya pengembangan industri semikonduktor di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ini menjadi peluang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” tambah Mukhtarudin.
Bangun Industri Semikonduktor Siap Bersaing dengan India
Pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin serius mengembangkan industri semikonduktor di Indonesia, dengan target menjadi pesaing utama India. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menggandeng ERIA untuk mengkaji rantai pasok industri semikonduktor, sebagai bagian dari nota kesepahaman (MoU) kerja sama riset yang ditandatangani pada Selasa, 30 Juli 2024.
Kerja sama ini mencakup kajian aksesi Indonesia dalam OECD dan CPTPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership), pembentukan Asia Zero Emission Center, dan Future Ready ASEAN. Airlangga menjelaskan bahwa kajian rantai pasok tersebut mencakup pengembangan ekonomi digital dan studi industri otomotif generasi berikut di ASEAN, termasuk industri berbasis baterai.
“Kerja sama pengembangan industri semikonduktor ini didasarkan pada potensi pangsa pasar di ASEAN yang diperkirakan mencapai US$ 3 miliar pada 2029, sementara pangsa pasar India sebesar US$ 15 miliar,” jelas Airlangga.
ERIA akan mendukung studi mendalam dan publikasi bersama, peningkatan kapasitas SDM, serta rencana kerja sama selama dua tahun yang dapat diperpanjang. Untuk OECD, ERIA akan melakukan kajian manfaat dengan simulasi skenario dan pembentukan PMO OECD. Sedangkan untuk CPTPP, ERIA akan mengkaji pengembangan dan perluasan pasar ekspor, termasuk ke Amerika Latin.
“ERIA juga akan menyiapkan digital innovation dan sustainable economy center untuk riset transformasi digital dan ekosistem startup di kawasan ASEAN,” pungkas Airlangga Hartarto.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian