INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, kata Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah bahwa teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, maupun dosen.
“Interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi,” kata Ahmadi, Rabu 9 Juni 2021.
Ahmadi mengatakan bahwa pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.
“Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik,” tutur Ahmadi Riansyah.
Pada saat yang bersamaan, lanjut Ahmadi Riansyah, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21.
“Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi,” tutur Ahmadi Riansyah.
Ahmadi menjelaskan masa pandemi ini dapat melatih serta menanamkan kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas daring atau webinar yang diikuti oleh pelajar.
Selain itu, pelajar maupun mahasiswa juga dapat bekerja sama satu dengan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran serta menghadapi permasalahan nyata yang ada.
Ia pun menambahkan bahwa situasi ini bukan hanya menjadi tantangan bagi pelajar dan mahasiswa, namun juga para guru maupun dosen dalam menyampaikan edukasi dimana para guru dan dosen perlu memastikan bahwa siswa dan mahasiswa memahami materi pembelajaran.
“Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Kotawaringin Barat yang ramah dan mengayomi,” jelasnya.
Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan.
“Ini merupakan tantangan bagi kita semua, saat ini kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada siswa maupun mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil,” lanjutnya.
“Dimana mahasiswa maupun pelajar diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studinya”, pungkas Ahmadi Riansyah. (Yus)