INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Dalam upaya menekan kasus Covid-19, Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Daerah menggelar vaksinasi massal khusus lanjut usia (Lansia).
Anggota DPR RI dari fraksi partai Golkar Mukhtarudin menilai bahwa capaian vaksinasi lansia masih rendah, ia meminta semua pihak gencarkan upaya persuasif.
Bahkan menurutnya, hingga saat ini cakupan vaksinasi bagi kelompok lanjut usia (lansia) masih rendah, karena banyak lansia yang belum menerima vaksin Covid-19.
“Dari total 21,5 juta sasaran, baru sekitar 7,8 juta lansia yang sudah diberikan vaksin. Artinya masih ada sekitar 14 juta sasaran lagi yang harus segera mendapatkan vaksin Covid-19,” kata Mukhtarudin, Kamis (28/10/2021).
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR RI bidang Inbang, Mukhtarudin meminta pemerintah untuk memberikan atensi khusus terhadap rendahnya cakupan vaksinasi Covid-19 bagi lansia dengan menggencarkan upaya persuasi.
Pasalnya, menurut Mukhtarudin dengan upaya persuasif dan sosialisasi bagi kelompok lansia untuk disuntik vaksin Covid-19 tersebut, diharapkan mampu menyadarkan mereka akan pentingnya vaksinasi.
“Sehingga kaum lansia dapat mengikuti program vaksinasi,” tutur Mukhtarudin.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini juga meminta komitmen pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk terus berupaya menggencarkan vaksinasi bagi lansia maupun kelompok rentan lainnya dengan memperluas cakupannya dan mendekatkan serta memperbanyak sentra vaksinasi guna dapat menjangkau kaum lansia dalam mengikuti program vaksinasi Covid-19.
“Mengingat, saat ini jumlah lansia yang telah divaksinasi masih jauh dari jumlah sasaran yang ditetapkan pemerintah,” beber Mukhtarudin.
Kendati demikian, Mukhtarudin mendorong seluruh pihak, khususnya masyarakat yang masih memiliki orang tua berusia lanjut atau lansia agar membantu dan mengajak lansia untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di sentra-sentra vaksin terdekat.
“Di samping turut memberikan pemahaman bahwa vaksin Covid-19 merupakan upaya yang efektif dalam mencegah terpapar Covid-19 maupun meminimalisir dampak dari tertular Covid-19.
Sebab, lanjut Mukhtarudin kondisi rendahnya cakupan vaksinasi ini dinilai dapat menjadi titik lengah penularan kasus baru,” pungkasnya. (Yusro)