INTIMNEWS.COM, MELAWI – Program USAID ERAT adalah program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika. Tujuan dari program USAID ERAT agar warga Indonesia dapat menerima manfaat dari pemerintah daerah yang efektif melalui peningkatan kualitas pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik di daerah.
Tingginya angka putus sekolah di Kabupaten Melawi membuat USAID ERAT terus berupaya melakukan strategi untuk mendorong anak-anak yang putus sekolah kembali bersekolah. Salah satu strategi yang dilakukan adalah terus melakukan Lokakarya yang melibatkan para OPD.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Melawi, rata-rata lama sekolah (RLS) tahun 2021 yaitu sebesar 6,91 persen, sedangkan berdasarkan data IPM Kabupaten Melawi berada di urutan ke tiga terendah dari 14 kabupaten/kota dengan nilai 65,87 (BPS Kalbar, 2021).
Sementara, berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Melawi tahun 2020-2021, terdapat 367 (6,3 persen) pelajar SD dan 276 (3,3 persen) pelajar SMP yang putus sekolah di Kabupaten Melawi. Sedangkan data anak SMK putus sekolah tahun 2000-2022 berjumlah 165 orang (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Melawi, 2022).
Koordinator Distrik Fasilitator USAID ERAT Melawi, Padli menyampaikan bahwa pada tanggal 17-18 November 2022, pemerintah Kabupaten Melawi dan USAID ERAT sudah melakukan kegiatan Lokakarya pemetaan masalah dan tantangan anak tidak sekolah di Kabupaten Melawi.
“Adapun hasil dari kegiatan tersebut adalah adanya gambaran kondisi eksisting data anak tidak sekolah dan faktor penyebab anak tidak sekolah di Kabupaten Melawi,” jelasnya, Rabu 14 Juni 2023 di Hotel Cantika Nanga Pinoh.
Padli mengatakan untuk menindaklanjuti kegiatan lokakarya tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Melawi mencoba melakukan survey tentang penyebab anak putus sekolah di Kabupaten Melawi dengan menjadikan kepala sekolah sebagai responden.
“Dari 209 responden yang di lakukan survey, 171 orang memberi jawaban sebagai berikut : (i) 39,2 persen anak putus sekolah akibat ketidakpedulian orang tua, (ii) 31 persen anak putus sekolah akibat ekonomi sulit, (iii) 18,7 persen anak putus sekolah akibat menikah, (iv) 15,2 persen anak putus sekolah akibat jarak jauh dari ke sekolah, (v) 12,9 persen anak putus sekolah akibat orang tua ladang berpindah 12,9 persen,” terangnya.
Ia mengatakan, pada tanggal 10-13 April 2023, USAID ERAT dan Pemerintah Kabupaten Melawi melaksanakan kegiatan kedua yaitu kajian dan lokakarya tentang anak tidak sekolah akibat ladang berpindah di Kabupaten Melawi yang dilakukan secara khusus di dua desa yaitu Desa Nyanggai dan Desa Kenyikap.
“Dari kegiatan tersebut ditemukan bahwa penyebab anak tidak sekolah yang paling tinggi adalah, (1) anak bekerja, (2) kurangnya kepedulian orang tua karena bekerja di ladang/menjadi buruh atau faktor lainnya dalam keluarga seperti perceraian, dll., (3) akibat pergaulan dan media social, (4) anak dengan kasus hukum/kriminal, misalnya pencurian, (5) belum adanya fasilitas Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus,” pungkasnya. (**)
Editor: Irga Fachreza