INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Sampit masuk dalam 10 daerah di Indonesia dengan inflasi tertinggi. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat memimpin pembahasan pengendalian inflasi dengan seluruh kepala daerah secara virtual, Senin (12/9) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kotim Halikinnor menjelaskan, kenaikan tarif PDAM dan rumah sakit di Sampit berdampak pada kenaikan laju inflasi hingga 42 persen.
“Adanya inflasi ini, akibat dari kenaikan tarif PDAM Oktober 2021 dan kenaikan tarif rumah sakit ini yang besar pengaruhnya terhadap inflasi di daerah hingga 40 persen,” kata Bupati Halikinnor usai mengikuti kegiatan pekan pembayaran PBB-2P yang dilaksanakan Bapenda Kotim, Rabu 14 September 2022.
Untuk menurunkan inflasi pihaknya akan melakukan intervensi pasar, melalui operasi pasar atau pasar murah. Dia meyakini bulan Oktober 2022 ini, Sampit mengalami deflasi dan berangsur menurun.
“Langkah yang kita laksanakan operasi pasar murah seperti yang kita laksanakan Mentaya kemarin dan penggunaan dana dua persen dana alokasi khusus,” lanjut Halikin.
Solusi lainnya yang ditawarkan Bupati Halikinnor, adalah memberi subsidi transportasi bahan kebutuhan pokok. Dengan begitu, kata dia, harga barang yang dijual kepada masyarakat bisa ditekan karena ongkos angkutnya telah disubsidi pemerintah.
“Upaya lainnya yang bisa dilakukan yaitu pemerintah daerah membeli bahan pokok dari produsen, kemudian menjualnya dengan harga murah kepada masyarakat. Contoh, kita datangkan bawang dari Brebes kita tanggung biaya transportasinya,” lanjutnya.
Menurut Halikinor untuk mengantisipasi inflasi tersebut, ia juga berencana membuka 100 hektar lahan penyangga untuk mengantisi pasi kekosongan bahan-bahan sembako yang ada Kotim
“Saya juga berencana mencari lahan seratus hektar untuk lahan penyangga, misalnya cabe rawit kapan ia kosong, dengan lahan penyangga ini kita mengantisi pasi itu,begitu juga dengan telur dan sebagainya” pungkasnya. (*)
Editor: Irga Fachreza