INTIMNEWS, PADANG PANJANG – Pertunjukan teater Serial Komedi Ampon Yan yang berjudul Taron tampil di gedung teater Mursal Esten Institut Seni Indonesia Padangpanjang Sumatera Barat pada hari Sabtu, 30 september 2022 pukul 20.00 WIB.
Pertujukan yang disutradarai oleh Teuku Yanuarsyah ini bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, dan Jurusan Seni Teater ISI Padangpanjang. Para pelakon, pendukung dan pemusik merupakan seniman professional dari Banda Aceh.
Kegiatan yang berlangsung pada malam itu dibuka Hendri JB, mewakili Dekan Fakultas Seni Pertunjukan. Sebelum itu, Sulaiman Junet selaku kepala prodi Seni Teater memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, Sulaiman menjelaskan, sebelumnya dia sudah sering berkomunikasi dengan pimpinan Teater Kosong dan bersedia menyediakan ruang dan tempat apabila Teater Kosong berkenan untuk tampil di Padangpanjang. Sekaligus berdialog dan berdiskusi, juga memberikan work shop untuk mahasiswa teater Angkatan 2021 dan 2022.
Teater yang berjudul Taron berhasil menghibur sekitar seratus orang penonton di dalam Gedung. Hal itu dapat dilihat dari gelak tawa penonton yang bersahutan selama pertunjukan berlangsung.
Penonton yang hadir merupakan mahasiswa prodi Seni Teater, dan beberapa mahasiswa dari prodi lainnya seperti, Desain Mode, dan Antropologi Budaya.
Taron dalam Bahasa Aceh berarti perangkap atau jerat.
Reska Ondriani sebagai mahasiswa antropologi budaya merasa sangat tertarik dengan pertunjukan ini. Sebagai mahasiswa yang aktif dan hobi membahas dunia politik, dia merasa pertunjukan ini memberikan cara pandang baru untuknya di dunia politik.
“Pertunjukan tersebut di tampilkan dengan jenaka, sehingga penonton tidak bosan. Tetapi hal tersebut tidak menghilangkan pesan yang terkandung di dalamnya,” kata Reska.
Menurut Reska, pertunjukan ini merupakan sebuah sentilan atau sindiran mengenai fenomena yang sedang terjadi di Indonesia.
Alur cerita Taron menceritakan tentang dilema seorang pemimpin suatu negeri, yang di tawarkan untuk bekerja sama dengan pengusaha dari luar negeri, untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di negeri tersebut. Hal ini tentu saja akan menguntungkan bagi sang pemimpin secara pribadi, namun akan merugikan para rakyatnya di kemudian hari.
Awalnya sang pemimpin merasa tergiur dengan tawaran tersebut. Namun diakhir pertunjukan, untungnya sang pemimpin dapat berfikir jernih.
Sebagai seorang pemimpin, ia tidak semestinya bersifat egois dan mementingkan kepentingan pribadi. Pemimpin harus memikirkan masa depan rakyat, dan akhirnya sang pemimpin menolak ajakan kerja sama tersebut.
Menurut Reska, pertunjukan tersebut di perankan dengan sangat baik dan totalitas. Musik yang dimainkan juga sangat mendukung dan kreatif. Namun penonton akan memahami alur cerita dan akan mendapatkan kelucuan cerita jika penonton memahami situasi yang sedang terjadi negara Indonesia sekarang ini.
Produksi teater kosong Banda Aceh, yang berperan sebgai pelakon/pendukung yaitu T. Yanuarsyah, Sarbunis MR, Arifin Ependi, Dede, Iwan Setiawan, dan Iqbal. Kemudian berperan sebagai pemain musik diantaranya, Popi Ulawati,Irvan Butom Live, Tebong Bass, Achyar,dan Mirza. Artistik, Jhon Hery dan Teuku Willy. Manager Produksi adalah Maida Atmaja. (*)
Editor: Irga Fachreza