JAKARTA – Aliansi Mahasiwa Kalimantan Tengah Nasional (AMKTN) meminta Pemerintah Povinsi Kalteng jangan menutup mata dengan sengaja mengabaikan kondisi mahasiwa yang terdampak Covid-19.
Juru Bicara AMKTN, Ijul mengatakan, hingga saat ini bantuan dalam bentuk apapun belum diterima oleh mahasiswa asal Kalteng yang kuliah di tanah rantau.
“Ketika mengetahui bahwa ada masyarakat Kalimantan Tengah yang sedang studi di luar daerah, seolah-olah Pemprov Kalteng menyepelekan kami. Pemprov jangan abaikan kami,” kata ijul dalam keterangannya, Kamis (23/7/2020).
Selain itu, AMKTN juga menyesalkan statement Pemprov Kalteng yang menganggap, mahasiswa dari Bumi Tambun Bungai (Julukan Kalteng), yang kuliah di luar daerah, semua orang berpenghasilan lebih.
Faktanya, tegas ijul, latar belakang keluarga para mahasiswa asal Kalteng itu beragam. Ada yang orang tuanya petani, dan ada yang bergantung dari beasiswa. Namun, mereka juga terdampak pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, AMKTN meminta Pemprov Kalteng tidak menganaktirikan mahasiswa yang kuliah di tanah rantau. “Kemarin kita mendengar mahasiswa yang berasal dari Kalteng cukup banyak tidak pulang karena Covid-19. Bisa tidak Pemprov melihat kondisi mereka?” Ijul.
Menurut ijul, di antara mereka ada yang kondisinya yang sudah tidak mendapat kiriman dari orang tuanya. Mereka harus bekerja, dengan tujuan tetap bisa makan.
“Mereka harus pandai berhemat di tengah segala keterbatasan akibat pandemi virus corona. Kiriman uang dari kampung halaman juga masih belum diterima,” tuturnya.
“Sekali lagi kami minta orang-orang tua kami di Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah jangan menutup mata melihat kondisi kami. Apakah bapak/ibu baru mengeluarkan bantuan ketika kami mati kelaparan?” tukas ijul.
(jimmy)