INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Kotawaringin Barat (Kobar) tercatat sebagai provinsi yang sukses melawan pandemi Covid-19. Daerah wisata itu, perlahan sudah terbebas dari zona merah, relatif aman dari Coronavirus.
Karena itu, kunjungan orang ke Kotawaringin Barat (Kobar) pun meningkat, dan Kobar pun sudah berencana menggelar HUT Kobar ke 62 yang akan dilaksanakan pada tanggal 3 November 2021 nanti.
Kobar sekarang sudah relatif aman. Penyebaran Covid-19 sudah rendah. Semua unsur jangan lengah, disiplin harus ditingkatkan. Protokol kesehatan mesti dipatuhi.
Kotawaringin Barat harus dipercaya aman, sehingga orang luar mau berkunjung juga merasa aman.
Menurut salah satu pelaku wisata yang berjasa di bidang Klotok, Arif, menyebutkan dengan dibukanya folder untuk wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, akan berdampak juga pada kunjungan wisatawan asing yang akan datang di Taman Nasional Tanjung Puting yang berada di Kotawaringin Barat, Kalteng.
“Sejak adanya Pandemi Covid-19, tempat destinasi wisata ditutup sehingga berdampak pada pelaku wisata terutama terhadap pengusaha transportasi jasa klotok wisata,” kata Arif, Minggu 26 September 2021.
Taman Nasional Tanjung Puting merupakan rumah alam dengan populasi terbesar orangutan di Kalimantan yang dilindungi, dan kelestariannya patut dijaga.
Orangutan hanya dapat ditemukan hidup sehat di pulau Kalimantan dan Sumatera yang mengandung berbagai predikat yang layak tidak diperdebatkan keunikan dan kelestariannya.
Tidak heran jika setiap tahunnya puluhan ribu wisatawan lokal maupun mancanegara dari berbagai belahan dunia sebelum adanya penyebaran Coronavirus ramai berkunjung ke tempat destinasi wisata Tanjung Puting, tempat ini terletak di wilayah sungai sekonyer Kecamatan Kumai kabupaten Kotawaringin Barat.
“Dengan dibukanya folder untuk wisatawan asing untuk berkunjung kini wisatawan asing mulai berdatangan mengunjungi tempat tersebut, baru-baru ini dapat terwujud karena sebelumnya dilarang masuk di Kotawaringin Barat akibat pandemi Covid-19,” ucap Arif.
Sejak tanggal 18 Maret tahun lalu sampai akhir bulan Agustus 2021 tempat ini ini ditutup akibat Coronavirus, sehingga berdampak besar terhadap pelaku wisatawan klotok.
“Lebih dari 30% klotok yang ada dibiarkan terbengkalai di sepanjang bantaran perairan teluk Kumai. Rata-rata mereka tidak beroperasi dan tidak mempunyai biaya untuk merawatnya,” kata Arif.
“Diperbolehkannya wisatawan asing berkunjung ke Indonesia juga disambut baik oleh pelaku wisata terutama pengusaha transportasi jasa klotok wisata jurusan taman Nasional Tanjung puting,” tandasnya. (Yusro)