INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, menyatakan dukungannya terhadap program ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dalam pernyataannya, Sugianto menegaskan kesiapan Kalimantan Tengah untuk menjadi bagian dari upaya nasional dalam meningkatkan produksi pangan melalui perluasan lahan pertanian, Selasa 7 Januari 2025.
“Dengan adanya program cetak sawah dan swasembada jagung ini mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Bumi Tambun Bungai,” ujar Sugianto.
Ia optimistis program ini akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian daerah. “Saya menghitung-hitung ketika program ini berhasil kita laksanakan, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Kalteng itu sangat meningkat,” tuturnya.
Selain untuk mendukung ketahanan pangan, program ini juga disiapkan untuk menyokong kebutuhan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. “Apalagi kita juga mempersiapkan IKN yang ada di Kalimantan, yakin di Kaltim. Ini kita ambil bagian dalam kedaulatan pangan. Ini sangat penting mengingat Pak Prabowo sangat menginginkan sekali melalui Menteri Pertanian sebelum dilantik bahwa untuk program ketahanan pangan dibutuhkan lahan 5 juta hektare yang dikelola selama lima tahun,” ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai kesiapan Kalimantan Tengah dalam mendukung program ini, Sugianto memastikan pemerintah provinsi siap melaksanakan amanah Presiden. “Saya sampaikan bahwa Pemerintah Kalimantan Tengah siap menjalankan Amanah Bapak Presiden,” tegasnya.
Program perluasan lahan ini merupakan bagian dari target nasional yang mencakup beberapa provinsi, termasuk Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Secara khusus, di Merauke, Papua Selatan, direncanakan pencetakan sawah seluas 1 juta hektare.
Perluasan lahan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Namun, rencana ini tidak lepas dari tantangan, terutama kekhawatiran dari para pemerhati lingkungan terkait potensi deforestasi. Pemerintah menegaskan bahwa lahan yang akan dimanfaatkan difokuskan pada area rawa yang dapat dikelola secara berkelanjutan, tanpa merusak hutan primer.
Program ini diharapkan dapat menjadi tonggak baru dalam upaya Indonesia mencapai swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang terlibat.
Penulis Redha
Editor Andian