INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, memimpin Rapat Evaluasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terkait Rilis Inflasi BPS Kalimantan Tengah pada September 2024. Rapat ini berlangsung di Ruang Rapat Bajakah, Lantai 2 Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, pada Senin, 7 Oktober 2024.
Dalam rapat tersebut, Yuas Elko menyampaikan bahwa Kalimantan Tengah berhasil menempati posisi kedelapan terendah inflasi nasional, dengan tingkat inflasi sebesar 1,45%. Untuk mengatasi inflasi di daerah, berbagai inisiatif seperti operasi pasar, inspeksi harga, pasar murah, dan gerakan pangan terus dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota setempat. Selain itu, pelibatan dunia usaha, baik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun perusahaan swasta, juga dianggap penting.
Yuas Elko menekankan pentingnya keterlibatan berkelanjutan dari Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah untuk memantau harga pasar, serta memfasilitasi bantuan pangan melalui lembaga vertikal seperti Bulog guna menjaga kestabilan harga. Ia juga mencatat fluktuasi harga pada sejumlah komoditas kebutuhan pokok, seperti beras, bawang merah, cabai merah, daging ayam, telur, dan minyak goreng, yang perlu diperhatikan karena cenderung mengalami kenaikan harga, terutama di pasar eceran.
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, memaparkan data terkait perkembangan inflasi di daerah tersebut pada September 2024. Inflasi bulanan (m-to-m) Agustus-September 2024 tercatat sebesar 0,07%, dengan sektor makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi terbesar sebesar 0,04%. Agnes mencatat beberapa komoditas unggulan yang memengaruhi inflasi, antara lain kopi bubuk, bawang merah, ikan papuyu, perawatan kendaraan bermotor, dan udang segar.
Selain itu, Agnes juga melaporkan deflasi m-to-m yang terjadi pada beberapa komoditas, seperti cabai rawit, bensin, tomat, telur ayam ras, dan beras. Inflasi tahunan (YoY) Kalimantan Tengah pada September 2024 tercatat sebesar 1,45%, dengan komoditas utama penyumbang inflasi tahunan termasuk emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), ikan gabus, gula pasir, dan beras. Sebaliknya, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, ikan asin, bensin, dan ikan papuyu mengalami deflasi.
Agnes juga mencatat, inflasi secara m-to-m terjadi di tiga kabupaten, yakni Kapuas, Sampit, dan Sukamara, sementara Kota Palangka Raya mencatatkan deflasi sebesar 0,04%.
Penulis: Redha
Editor: Andrian