INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Dalam rangka mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan di masyarakat, Dinas Perikanan Dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melaksanakan Sosialisasi Menu B2SA Berbasis Sumberdaya Lokal di Sekolah Dasar Negeri 01 Desa Bumi Harjo.
Kegiatan yang dilaksanakan Rabu (15/05) dihadiri seluruh guru, perwakilan murid serta orang tua wali murid yang diwakili dari masing-masing kelas yang berasal dari warga setempat.
Kepala DPKP Kobar melalui Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan John Heriono menyampaikan, gerakan Konsumsi Pangan Beragam Bergizi Seimbang (B2SA) bertujuan meningkatkan kesadaran dan membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk hidup sehat, aktif, dan produktif kepada masyarakat apalagi sasarannya adalah anak-anak sekolah dan anak usia dini beserta orang tua.
“Melalui momentum gerakan B2SA ini, kami harapkan seluruh orang tua khususnya anak-anak sekolah memiliki pemahaman dan informasi yang benar bahwa dengan mengkonsumsi pangan berasal dari sumberdaya lokal mampu memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang tanpa harus mengkonsumsi jajanan yang mahal,” ujar John.
Lebih lanjut John menjelaskan, sumber daya pangan lokal seperti jagung, umbi-umbian, pisang dan lainnya cukup berlimpah, dan yang menjadi masalah belum maksimal dari segi olahan yang dapat menarik minat anak-anak untuk mengkonsumsi makanan dari pangan lokal tersebut.
“Hal tersebut yang membuat anak-anak cenderung mengkonsumsi jajanan yang berasal dari tepung-tepungan kurang protein dan minim gizi, sehingga sangat berdampak pada kurangnya asupan vitamin, mineral dan protein yang bisa mengakibatkan tubuh mudah terserang penyakit,” tutup John.
Novi Cahyani selaku narasumber dari Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kobar dalam paparannya menekankan pentingnya konsumsi pangan B2SA dialkukan secara masif dan berkelanjutan sampai pada tingkat terkecil khususnya lingkup rumah tangga dan lembaga pendidikan.
“Harapan kami agar dalam setiap kesempatan terus disampaikan dan menganjurkan anak-anak untuk senantiasa mengkonsumsi pangan lokal yang sehat, bersih, beragam dan bergizi,” ujar Novi.
Novi menambahkan, jika pola konsumsi pangan B2SA dilakukan optimal dengan memaksimal pangan lokal maka kedepannya kita akan memiliki generasi yang sehat, kreatif, produktif, cerdas dan berprestasi.
“Hal tersebut akan membuat daerah kita terbebas dari stunting yang juga disebabkan oleh rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral serta buruknya keragaman pangan maupun sumber protein yang dikonsumsi,” tutup Novi.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian