INTIMNEWS.COM – Jajaran dari pengurus Badan Pelaksana Harian Daerah (BPHD) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Kabupaten Barito Utara melakukan aksi penanaman pohon pada Hari Internasional Masyarakat Adat Se Dunia yang jatuh pada tanggal 9 Agustus 2020.
Kegiatan tersebut dilakukan di Komunitas Leu atau Desa Karamuan, Kecamatan Lahei Barat berjalan lancar meski ditengah guyuran hujan yang dimulai sejak pagi.
Penanaman pohon tersebut, juga dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup Barut dan juga didukung oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pasukan Borneo Bersatu (PBB) Kabupaten Barut yang diketuai Mahpudin.
“Kita apresiasi kegiatan ini dan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Drs Muhlis mohon maaf belum bisa hadir sehingga menugaskan kami. Pada prinsipnya kami sangat mendukung apa yang dilakukan oleh AMAN Barut serta Komunitasnya di Leu Karamuan dimana kegiatan ini sederhana namun memiliki makna mendalam,” ungkap Maruli Tambunan selaku Kasi Kemitraan dan Informasi Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Barut, di lokasi.
Untuk itu katanya, pihaknya terus mendukung apa yang dilakukan oleh AMAN Barut dalam melakukan identifikasi sebagaimana yang tertuang dalam SK Pembentukan Panitia Masyarakat Adat Kabupaten Barito Utara yang ditanda tangani oleh Bupati Barut H Nadalsyah, yang mana di dalamnya juga ada DAD Barito Utara.
“Leu atau Desa Karamuan ini secara data dan memang sudah luar biasa di sajikan oleh AMAN dan beberapa mitranya, tentunya kita berharap dimana Karamuan Desa Karamuan adalah yang pertama akan di SK kan nantinya,” tukasnya, yang juga di dampingi oleh Kasi Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Barut, Siti Hapsah SE, dan Siti Hadijah S Hut selaku Kasi Penegakan Hukum Lingkungan serta salah seorang stafnya.
Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua BPHD AMAN Barut Putes Lekas dan beberapa jajarannya. Ketua Komunitas Karamuan Sahran DG, Sekretaris Mantir Adat Desa Karamuan Salang, Ketua RT 04, 03 serta tokoh perempuan Adat Desa, dan beberapa Masyarakat, dan juga perwakilan apart Desa serta anak-anak.
Adapun yang di tanam dalam kegiatan tersebut, sebayak lima puluh bibit baik berupa kayu ulin atau balien sebanyak 30 pohon, sisanya gaharu dan jengkol, yang di tanam di area Hongkong Hungei Usi yang menjadi salah satu daerah sakral yang diambil dari bahasa Masyarakat Dusun Malang. (saleh)