Oleh Direktur CV Integral Comonity Barokah DR. H. Syamsul Arifin, MA.
Eksistensi pemuda dalam tataran middle-income economies menjadi high-income economies
Catatan sejarah bangsa Indonesia pada 27-28 Oktober adalah momen special ketika pemuda pemudi dari segenap penjuru nusantara berkomitmen untuk menyatukan arah perjuangan bangsa dengan persatuan.
Mereka berkumpul dalam kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia, atau kini bernama Jakarta. Dalam kongres tersebut yang merka hasilkan tiga keputusan penting hingga kini menjadi semboyan persatuan. Tiga keputusan kongres itu yang dikenal dengan sumpah pemuda, yakni tentang tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia. Sebagai Intinya Hari Sumpah Pemuda ini adalah momentum yang perlu dimanfaatkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berdampak bagi agama, bangsa dan negara.
Dalam konteks Islam, pemuda disini merupakan kelompok masyarakat yang peka dan paling cepat merespons keadaan terutama dalam dakwah Islam, mereka adalah agen dari perubahan. Bahkan juga ingin memajukan suatu bangsa dan negara, yang perlu diperjuangkan dan diberikan kepercayaan adalah para pemuda.
Seperti dikisahkan pula dalam sirah Nabi, mayoritas orang-orang yang merespon baik seruan Nabi adalah kalangan muda. Mereka adalah diantaranya sahabat Abu Bakar yang masuk Islam pada usia atau umur 38tahun dan Ali bin Abi Tholib yang masuk Islam kurang dari 10 tahunnya usia dari Abu Bakar tersebut. Serta masih banyak yang lainnya yang masuk Islam pada kisaran umur 12,13,14 dan 15 tahun.
Rasulullah SAW. Sebagai Qudwah Pemimpin dan Teladan Umat Islam senantiasa memberikan dorongan.Untuk membina dan mengarahkan para pemuda agar lahir generasi berkualitas. Tidak sedikit pemuda Islam yang memiliki akhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Allah, dan tidak menuruti gejolak hawanafsu mudanya. Dalam Al-Quran mengisahkan tentang pemuda Ashhabul kahfi, sekelompok anak muda yang memilii integritas moral yang tinggi, surat Al-Kahfi ayat 13 yang artinya: Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula mereka petunjuk.
Selain itu, banyak ayat Al-Quran yang mengisahkan para pemuda yag telah mengukir prestasi dalam berbagai keutamaan, antara lain Islamil yang telah rela mengorbankan dirinya untuk dipotong lehernya karena taat pada Allah dengan penuh kesadaran. Kisah pemuda yusuf yang juga menunjukan tingginya kualitas akhlak dan ketaatan seorang pemuda. Dalam konteks Islam juga pemuda adalah merupakan bagian kelompok masyarakat yang peka dan cepat dalam mersponsnya terhadap suatu perubahan karena mereka adalah agen dari perubahan itu sendiri (agen of change) Subhanul yaum Rizalul Ghot, Pemuda di masa kini adalah pemimpin di masa depan Nabi Yusuf A.S. beliau diajak wanita yang teramat cantik untuk melakukan hubungan badan, namun Nabi Yusuf telah menolak ajakan tersebut dan lebih memilih hidup mendekam di dalam penjara semata-mata hanya karena ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Terkait ketinggian kualitas akhlak pemuda. Rasulullah SAW. Bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT. Benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki “shabwah” (H.R. Ahmad) Makna kalimat kata Shabwah dalam hadist tersebut ialah pemuda yang tidak mempertututkan hawa nafsunya. Pemuda yang membiasakan diri dalam melakukan berbagai kebaikan serta berusaha sangat keras dalm menjauhi keburukan.
Oleh karena itu, masa muda harus diisi dengan berbagai aktivitas baik keilmuan maupun keimanan seperti yang sudah diwasiatkan oleh baginda Rasulullah SAW. dalam sabdanya: “Pergunakan yang lima sebelum datangnya yang lima: (1) masa muda sebelum masa tua (2) masa sehatmu sebelum dating masa sakitmu (3) masa kayamu sebelum datang masa miskin (4)masa kosongmu sebelum dating masa sibukmu (5) serta masa hidupmu sebelum dating masa kematianmu”. (H.R. Hakim). Tentu masa muda adalah masa yang paling sempurnanya dalam pertumbuhan kebugaran anatomi tubuh puncak kekutan fisik.
Namun disisi lain tentunya juga masa muda adalah masa yang secara fsikologis masa yang penuh godaan untuk memperturutkan hawa nafsu, masa penuh gejolak jiwa dalam pencarian jati diri serta rawan dalam tersusupnya pemikira-pemikiran yang negative. Oleh karena diperlukan pendidikan serta pengajaran keilmuan orang yang lebih tua serta dewasa yang bijak dalam melakukan bimbingan serta monitorinya agar mereka para pemudapun tidak sesat dalam perjalannya.
Dalam konteks Islam juga pemuda adalah merupakan bagian kelompok masyarakat yang peka dan cepat dalam mersponsnya terhadap suatu perubahan karena mereka adalah agen dari perubahan itu sendiri (agen of change) Syubbanul yaum Rizalul Ghod, Pemuda di hari iini adalah pemimpin di hari Esok.
Terkait bonus demografi yang segera dihadapi Indonesia, jumlah pemuda yang besar sepeti yang sekarangpatut ditumbuhkan sebagai suatu harapan besar. Kerekter pemuda yang tentunya energik yang penuh kenekatan-kenekatan sikaf yang mengarah dan bernilai positif di era disruption, yang mana era ini adalahera ekonomi yang segala aktivitasnya mudah diakses oleh masyarakat berbagai lapisan apapun, selama pemuda banyak memiliki kreatifias-kreatifitas yang sifatnya membangun disitulah peluang-peluangterbuka dari sudut manapun.
Jika para pemuda bangsa bersahasil matang dalam persiapannya menghadapa era disruption globalis capital ekomoni yang menyerang tanah air sangat diperlukan peran serta potensi pemuda dalam pembangunan sector ekonomi yang aktif dan kreatif juga dalam bidang pertanian serta juga industry dan manufaktur, yang berawal dari kelanjutan dengan pemanfaatan maksimal dari sektor jasa, dengan semangat gagasan dan pergerakan pemuda dalam berkolaborasi dengan pemerintah untuk mendongkrak peningkatan mutu pertumbuhan ekonomi bangsa kearah yang signifikan.
Semisal yang sederhana saja, bayangkan jika satu para pemuda mampu membuka atau menarik 10 tenaga kerja baru. Maka gerakan serta peran sekecil apapun itu dari pemuda jika dikalkulasi sekala makro maka akan melahirkan gelombang pembangunan yang cukup besar pada finalnya yang senada dengan subtansi dari sumpah pemuda pada 27-28 Oktober silam di Batavia. Maka mendobrak keterbatasan lapangan pekerjaan dengan segala kreatifita baru yang diperankan oleh para pemuda di era -Disruption dan bonus demografi tersebut adalah suatu keharusan.