
INTIMNEWS.COM, MELAWI – Polsek Kota Baru, Polres Melawi, mengajak warga Desa Suka Maju untuk mengolah buah enau menjadi kulang kaleng, makanan khas yang populer selama Ramadan. Kegiatan ini dipimpin oleh Bhabinkamtibmas Desa Suka Maju, Bripka Marhadi, pada Senin (10/3).
Pengolahan buah enau menjadi kulang kaleng telah menjadi tradisi tahunan di desa tersebut. Selain memberikan manfaat ekonomi, kegiatan ini juga dianggap sebagai upaya melestarikan lingkungan.
Buah enau banyak ditemukan di sekitar Desa Suka Maju. Bahan ini diolah menjadi kulang kaleng, jajanan yang dikenal luas di masyarakat setempat, terutama saat Ramadan.
Rasa manis dan khas kulang kaleng membuatnya digemari. Selain itu, proses pembuatannya cukup sederhana, sehingga banyak warga yang tertarik untuk mengolahnya.
Bripka Marhadi mengatakan, pengolahan buah enau bukan hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga membantu menjaga kelestarian lingkungan.
“Sebagian besar warga Desa Suka Maju memanfaatkan buah enau sebagai sumber pendapatan tambahan di bulan Ramadan. Dengan memanfaatkan bahan alami di sekitar mereka, mereka bisa menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tanpa merusak ekosistem,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga mencerminkan semangat Ramadan.
“Kegiatan ini bukan hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga mengajarkan warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Mereka mencari penghasilan tambahan yang halal dan positif, yang tentunya mendukung nilai-nilai kebaikan selama bulan Ramadan,” katanya.
Salah seorang warga, Lisa, mengatakan bahwa kegiatan ini hanya dilakukan secara musiman, khususnya selama Ramadan.
“Kami mengolah buah enau hanya sekali setahun, tepatnya di bulan Ramadan. Alhamdulillah, hasilnya cukup membantu menambah pendapatan keluarga,” ujarnya.
Proses pengolahan buah enau bisa dilakukan dengan cara direbus atau dibakar. Warga Desa Suka Maju lebih memilih metode pembakaran.
Menurut Lisa, pengolahan dengan cara dibakar menghasilkan kulang kaleng yang lebih lezat dan tahan lama.
Ia menuturkan, proses ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari tradisi masyarakat.
Selain mendapatkan tambahan penghasilan, warga juga turut menjaga kelestarian alam dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka.
Kulang kaleng yang dihasilkan tidak hanya menjadi produk ekonomi, tetapi juga simbol kebersamaan dan kreativitas warga dalam memanfaatkan potensi alam.
Penulis: Syarif
Editor: Maulana Kawit