website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

Ramadan Dongkrak Inflasi di Kalteng, Bawang dan Cabai Paling Melonjak

Kepala BPS bersama Staff Ahli Gubernur Kalteng saat sesi tanya jawab usai rilis BPS. (Redha)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat inflasi sebesar 1,71 persen pada Maret 2025 secara bulanan (month-to-month/m-to-m). Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menyebutkan bahwa kenaikan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah meningkatnya permintaan masyarakat selama bulan Ramadan.

“Secara tahunan, inflasi tercatat 1,33 persen, dan secara tahun kalender (Januari–Maret), inflasi mencapai 0,68 persen,” jelas Agnes dalam keterangannya, Selasa 8 April 2025.

Kelompok pengeluaran yang paling berpengaruh terhadap inflasi kali ini adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan andil sebesar 1,33 persen. Diikuti oleh makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,56 persen, serta pakaian dan alas kaki sebesar 0,23 persen.

Tarif listrik menjadi penyumbang inflasi tertinggi, yaitu 1,30 persen, setelah berakhirnya masa subsidi dari pemerintah. Namun, komoditas pangan pun ikut mendorong inflasi. Cabai rawit dan bawang merah yang kerap digunakan sebagai bumbu dapur selama Ramadan, mencatatkan andil masing-masing 0,15 persen dan 0,08 persen. Kenaikan permintaan membuat harga dua komoditas ini melonjak.

Pasang Iklan

Tidak hanya itu, emas perhiasan dan mie kering instan juga turut menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen dan 0,03 persen. Permintaan terhadap emas biasanya meningkat menjelang Idul Fitri, seiring tradisi masyarakat untuk membeli perhiasan di momen tersebut.

Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Daging ayam ras menjadi penekan inflasi terbesar dengan andil -0,16 persen. Sayuran seperti bayam, kangkung, serta ikan seperti nila dan peda, turut menyumbang deflasi meskipun dalam skala kecil, berkisar antara -0,01 hingga -0,03 persen.

Di Kota Sampit, inflasi bahkan lebih tinggi, yakni 1,77 persen. Penyebab utamanya sama, yakni tarif listrik (1,34 persen) dan cabai rawit (0,14 persen). Komoditas lain yang menyumbang inflasi di kota ini adalah udang basah, bawang merah, dan ikan tongkol/ambu-ambu. Sedangkan daging ayam ras kembali menjadi penekan inflasi utama dengan andil -0,20 persen.

“Ramadan memberi dampak musiman terhadap inflasi, khususnya pada bahan pangan dan energi. Kami akan terus memantau perkembangan ini usai Hari Raya Idul Fitri,” ujar Agnes.

Penulis Redha
Editor Andrian

Pasang Iklan

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan