INTIMNEWS,COM, PANGKALAN BUN – Di teras rumah yang sederhana, seorang kakek bernama Suwardi (65) tinggal, yakni di BTN Sungai Bengaris Bundaran Pangkalan Lima, Kabupaten Kotawaringin Barat. Nampak terlihat aktivitas kesehariannya dengan membuat anyaman dari bambu maupun kursi bambu, kemudian dijualnya.
Jari jemari tangannya cekatan menganyam satu per satu bilah bambu yang telah dipotong hingga menjadi setiap pesanan para pelanggan. Geliat pengrajin berbahan bambu saat ini tidak mudah dijumpai.
Kegiatan dari kakek tiga anak dan enam cucu ini sudah berlangsung lama, sejak puluhan tahun yang lalu, seperti halnya apa yang dilakoninya.
Suwardi mengaku sudah melakoni kerajinan tersebut sejak puluhan tahun silam, terhitung sekitar 16 tahun yang lalu.
“Udah lama, sejak awal mencari rejeki,” terangnya, Rabu (11/10/2023).
Hasil yang telah dibuatnya biasa dijual langsung ke pasar tradisional, termasuk dijajakan di halte SMK 1, Bundaran Pancasila, dan di Jalan Bhayangkara, saat ini yang paling banyak dijualnya kursi bambu dimana stoknya dijajakan dengan menggunakan sepeda motor.
“Iya, Bapak aja yang jual sendiri, itu juga kalau udah banyak bambunya baru buat kursi bambu, kalo sedikit-sedikit mah habis sama ongkos minyak,” tambahnya.
“Kan si bapak naik motor sendiri, jadi kalau dijajakan biasanya pagi hingga sore hari itu juga keliling sambil bawa kursi bambu, biasanya berangkat pagi pulang sore hari,” sambung Suwardi.
Berbicara tentang Bambu Suwardi adalah berbicara tentang kerajinan bambu modern yang unik dan bermutu tinggi. Produk-produknya tidak hanya mencerminkan keahlian tangan yang mengesankan, tetapi juga memberikan sentuhan modern yang sesuai dengan selera.
Dari furnitur hingga aksesori, setiap karya yang dihasilkan olehnya ini membawa aroma alam dan keaslian, menjadikannya produk unggulan ramah lingkungan yang diminati oleh banyak kalangan.
Beberapa jenis hasil produksinya yaitu di antaranya barang rumah tangga, kursi bambu, keranjang kemasan produk kuliner, keranjang parcel, pembuatan gazebo, dekorasi rumah makan dan kantor hingga piala maupun plakat.
Salah satu aspek menarik adalah komitmennya terhadap wisata melalui bambu.
“Motto kami sederhana, yaitu ketika bersatu bisa lebih berdaya, maka bersama berkarya lebih utama dalam merajut harapan yang lebih besar,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Perindagkop UKM Kobar Alfan Khusnaini, Saat dimintai tanggapannya terkait pengrajin anyaman bambu, Ia mengaku sangat mengapresiasi dan akan berupaya mendorong hal tersebut baik ketingkat Daerah maupun Pemerintah Pusat.
“Saya apresiasi geliat warga seperti pengrajin bambu, Sehingga itu mampu membantu meningkatkan taraf ekonomi artinya bisa menjadi pundi-pundi rupiah.” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian