INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Abu Zayd Abd Rahman Sampit adakan forum diskusi bersama mahasiswa dari berbagai kampus. Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.
Forum diskusi yang diadakan di halaman Kampus STIE Sampit ini dihadiri empat partisipan yang berasal dari berbagai Kampus yakni STIE Sampit, UMSA Sampit, STIH Sampit, Poltek sampit, IAIN Palangkaraya dan GMNI serta beragam elemen Cipayung yang juga ikut bergabung dalam diskusi ini.
Ketuan PMII Komisariat Abu Zayd Abd Rahman Sampit, Muhammad Ridho selaku inisiator forum ini menjelaskan dalam forum ini menghadirkan pemantik Ketua PC.PMII Sampit Muhammad Taufik dan dipandu langsung oleh dirinya.
Menurutnya, mahasiswa memiliki peran yang fundamental dalam mengawal terkait kebutuhan mendasar bagi semua orang. Terutama terkait dengan isu kebersihan lingkungan yang menjadi isu sentral di Kotim saat ini.
“Dalam konteks Kota Sampit, banyak masyarakat yang masih mengeluh tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang tidak tepat sasaran. apalagi di Kec.Seranau masih bingung, akses ke kota sangat lah sulit untuk penyebrangan karena harus melewati perairan sehingga ketersediaan TPA yang tidak merata maka dari sanalah berdampak kepada kehidupan masyarakat sekitar masih ikut mengeluh juga tentang TPA ini,” ujar Muhammad Ridho sekaligus mantan Ketua BEM STIE Sampit ini, Rabu 8 Maret 2023.
Selain itu, menurut Ridho di Kec. Seranau tepatnya di Mentaya sebrang masih ada pembangunan infrastuktur yang tidak layak terutama akses jalan yang menunjukan bahwa kepedulian pemerintah daerah sangat kurang.
“Fakta di lapangan sangat jelas saat saya melakukan observasi kunjungan ke Kec.Seranau menunjukkan adanya korelasi pembangunan infrastruktur yang tidak layak sekali entah itu keberlanjutan proyek dalam pembangunannya,” tuturnya.
Sementar M.Fitri Nur Yansyah selaku ketua pelaksana kegiatan menyampaikan terimakasih atas terlaksananya kegiatan ini, meingat jarang sekali mahasiswa masih peduli dengan gerakan isu lingkungan dan masalah sosial lainya.
“Isu lingkungan ini menarik untuk dibahas mengingat masalah sampah di Kotim merupakan masalah yang belum bisa diselesaikan dan kurang mendapat perhatian. Sedangkan fokus kedua lebih condongnya ke isu banjir. Namun fakta dilapangan menunjukkan jika TPA Sampah di kotim masih kurang mendapatkan perhatian khususnya dalam pilah pilih jenis sampah,” demikian M.Fitri Nur Yansyah.
Fitri Nur berharap dengan forum Diskusi berjudul ‘Peran Mahasiswa Terhadap Isu di lingkungan di kotim’ bisa memberikan wawasan dan komitmen untuk dasar mahasiswa dalam menjaga lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan di Kab. Kotim.
Muhammad Taufik selaku pemantik menyampaikan narasinya sebelum memulainya membahas lermasalahan isu lingkungan ini ada dua isu fokus yakni tentang sampah dan banjir yang harus pengawalan ketat.
“Mahasiswa itu harus menanamkan mentalitas terhadap dirinya sediri dan jika bencana banjir kembali melanda Kab.Kotim besar harapan nya agar mahasiswa berperan aktif bekerja sama dalam membentuk dapur umum agar semua masyarakat bisa terbantu,”
Menurutnya, mahasiswa tidak hanya memahami isu-isu yang tapi juga mencarikan solusi untuk warga setempat yang kesulitan. Lanjutnya bahkan mahasiswa harus mencoba untuk mengelola 3 jenis sampah di Kotim ini yang pertama sampah organik,kedua sampah non organik, ketiga sampah medis.
Di akhir diskusi diskusi ia menyampaikan kepada Kalangan Mahasiswa agar terus membaca buku tentang lingkungan dan memfollow akun media yang berkaitan lingkungan untuk lebih peduli terhadap isu kerusakan lingkungan serta mengambil bagian dalam kampanye lingkungan.
“Harapan terakhirnya mahasiswa kotim tetap solid dan selalu menciptakan hal” yang baru saat forum diskusi sehingga output yang diinginkan sesuai dengan harapan,” pungkas Taufik. (**)
Editor: Irga Fachreza