INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko pimpin rapat evaluasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terhadap rilis BPS terkait inflasi Kalteng, yang diselenggarakan di Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (4/7/2023).
Yuas mengatakan pada bulan Juni 2023 inflasi Kalteng di tingkat nasional masih aman, namun di tingkat lokal belum aman. “Pada bulan Mei-Juni 2023 ini lahan tanam kita rendah dan berkurang, artinya tingkat produksi juga berkurang. Untuk itu saya minta dinas terkait agar melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan luas tanam tersebut,” kata Yuas.
Sementara itu, Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kalteng Akhmad Tantowi menyampaikan pada bulan Juni 2023, inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41 persen. “Inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada Juni 2023 disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada harga kelompok transportasi (0,95 persen); kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,37 persen); kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,36 persen); kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,19 persen); kelompok-kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,13 persen); serta kelompok pendidikan (0,03 persen),” ucapnya.
Sedangkan inflasi tahun kalender (Juni 2023 terhadap Desember 2022) untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit, sambungnya, tercatat sebesar 1,53 persen dan inflasi tahun ke tahun (Juni 2023 terhadap Juni 2022) sebesar 3,55 persen. “Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada Juni 2023 antara lain angkutan udara, beras, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, tomat, teh siap saji, buncis, bawang putih, dan perhiasan,” sebutnya.
Ia menambahkan, tingkat inflasi tahun kalender (Juni 2023 terhadap Desember 2022) untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit tercatat sebesar 1,53 persen dan inflasi tahun ke tahun (Juni 2023 terhadap Juni 2022) adalah sebesar 3,55 persen. Sementara, pada periode yang sama tahun kalender 2022 angka gabungan dua kota mengalami inflasi sebesar 4,25 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun 2022 (Juni 2023 terhadap Juni 2022) sebesar 6,40 persen. “Penurunan ini antara lain disebabkan karena penurunan harga BBM seiring penurunan harga minyak mentah dunia, dan penurunan harga bahan bakar rumah tangga di tingkat pengecer,” imbuhnya.
Ketika dibincangi Tim MMCKalteng usai rapat, Yuas mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum diketahui penyebab luas tanam di Kalteng mengalami penurunan. “Mudah-mudahan di masa tanam berikutnya bisa ditingkatkan lagi sehingga produksi pangan di Kalimantan Tengah juga semakin banyak. Untuk bawang merah dan bawang putih kita masih dari luar Kalteng, tepatnya dari Jawa Tengah. Kita sudah melakukan percontohan di daerah Kuala Kapuas, mudah-mudahan sukses sehingga produksinya meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalimantan Tengah dan sekitarnya,” pungkasnya.
Turut hadir pada rapat tersebut, Pemimpin Wilayah Bulog Kalteng Budi Cahyanto, perwakilan BI Kalteng Suwarha Warno Wirapermana, serta Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait.