INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Sebagai Provinsi yang terpilih menjalankan program lumbung pangan nasional atau Food Estate, sejumlah wilayah di Provinsi Kalteng terus melakukan upaya peningkatan salah satunya pada sektor pertanian seperti padi.
Komoditas padi tentunya sangat dominan karena merupakan sumber pangan utama masyarakat, tak hanya di Provinsi Kalteng bahkan di Indonesia. Sehingga perkembangan pertanian padi, selalu dipantau dari waktu ke waktu.
Terkait dengan hal tersebut, sekretaris komisi II DPRD Provinsi Kalteng yang membidangi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, H. Sudarsono mendorong agar instansi terkait dapat mengevaluasi pola tiga kali tanam Padi dalam setahun khususnya pada lahan food estate di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.
“Saat kunker kami menerima keluhan petani disana. Bahwa pola tiga kali tanam justru hasilnya tidak maksimal karena malah lebih banyak biaya operasional dan pupuk. Dibandingkan hanya dua kali tanam dalam setahun yang dirasa mereka justru lebih banyak hasil atau keuntungan,” ucap legislator dari partai Golkar tersebut pada Kamis, 14 Oktober 2021.
Dia menambahkan bahwa evaluasi pola tanam ini penting dilakukan dan di perhatikan oleh dinas terkait atau pendamping karena adanya keluhan petani setempat kepada mereka sebagai anggota dewan akan pola tanam tiga kali setahun tersebut.
Karena berdasarkan penuturan petani, saat mereka coba menaman tiga kali setahun dengan hanya dua kali setahun, justru yang dua kali setahun mereka mengaku lebih banyak hasil atau keuntungan di banding tiga kali tanam dalam setahun.
Hal ini menurut Sudarsono karena memang juga pola tanam dua kali setahun justru lebih subur, sesuai dengan kemampuan pengairan serta sesuai dengan kondisi cuaca dan ketersedian pupuk yang ada.
“Kenapa tiga kali tanam kurang bagus, karena ada pergeseran waktu tanam. Sehingga terkadang saat petani menanam ketika saat memasuki musim panas. Sementara saluran air yang diharapkan bisa untuk mengatasi kekeringan belum seluruhnya terbangun. Dampaknya hasil padi juga tidak maksimal,” ucap legislator DPRD Provinsi Kalteng dari dapil II (Kotim, Seruyan) tersebut.
Karena berdasarkan hitungan para petani, hasil padi tiga kali tanam dengan dua kali tanam juga tidak jauh berbeda. Dalam satu hektar Padi dengan sistem pola tiga kali tanam dalam setahun hasilnya antara 7-8 ton.
Sama juga dengan sistem pola dua kali tanam dalam setahun hasilnya juga antara 7- 8 ton juga. Artinya lebih baik dua kali tanam saja setahun, karena lebih sesuai kondisi cuaca yang ada.
“Saran saya lebih baik dua kali tanam dalam setahun kalau justru lebih menguntungkan. Artinya lebih hemat biaya dan hemat tenaga dan tapi hasil bisa sama bahkan lebih menguntungkan, serta sesuai kondisi cuaca,” ujarnya.
Selain itu kendala yang di hadapi petani juga karena masih belum maksimalnya drainase atau pengairan, jumlah alat pertanian dan juga pupuk. Oleh karena itu dirinya mengharapkan agar pemerintah daerah bersama instansi terkait mengevaluasi atau menindaklanjuti apa yang disampaikan petani tersebut.