INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – PJ Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Anang Dirjo berharap pemerintah mengatur ulang penetapan harga tandan buah segar (TBS) yang akan dibeli oleh pabrik kelapa sawit kepada petani.
Hal ini agar harga TBS yang diterima petani bisa sesuai dengan perhitungan biaya produksi yang meningkat sekarang ini.
Anang Dirjo mengatakan, saat ini petani sawit mengalami kesulitan karena tingginya harga pupuk dan jatuhnya harga TBS dikarenakan permintaan dari produsen minyak goreng yang menurun.
“Beberapa hari yang lalu saya menghadiri musyawarah nasional (Munas) I Asosisasi Kabupaten Penghasil Kelapa Sawit Indonesia (AKPSI), diikuti lebih dari 800 peserta dari berbagai daerah di Indonesia,” kata Anang Dirjo.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian mendukung pemerintah pusat dalam hal penataan perkebunan sawit di Indonesia,” sambungnya.
Ia berharap pelaksanaan munas ini mampu memberikan kontribusi menjawab tantangan akhir-akhir ini yaitu anjloknya harga sawit. Dimana hal ini banyak dikeluhkan para petani sawit.
“Dengan terselenggaranya munas APKSI ini kita berharap pengurus dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk masyarakat terutama menyangkut masalah turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit dan dapat disikapi dengan arif dan bijaksana untuk kepentingan para petani,” ungkap Anang Dirjo.
Anang Dirjo juga menilai jika sawit menjadi komoditas yang memiliki peran penting di dalam perekonomian masyarakat. Karena itulah Anang Dirjo menilai kebijakan penataan industri sawit harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
“Sekarang petani sangat dalam kesulitan untuk mempertahankan kebun dan kehidupannya karena harga TBS terus turun,” kata Anang Dirjo.
Anang menyebutkan, saat ini banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak lagi mengolah TBS akibat tangki CPO penuh, yang berdampak beberapa TBS petani tidak terbeli.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian