INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pertumbuhan perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Triwulan III Tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 3,57 Persen. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Eko Marsoro dalam siaran live berita resmi Statistik pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalteng, Jumat 5 November 2021.
Adapun pertumbuhan Produk Dometik Regional Bruto (PDRB) triwulan year on year (y-on-y) menurut lapangan usaha tahun 2018 hingga tahun 2021, di antaranya pertumbuhan tertinggi meliputi informasi dan komunikasi (22,56 persen), pertambangan dan penggalian (9,62 persen) dan konstruksi (9,56 persen).
“Sedangkan pertumbuhan tertinggi year on year, diantaranya meliputi pertambangan dan penggalian (1,15 persen), industri pengolahan (0,80 persen) dan konstruksi (0,76) persen,” ucap Eko.
Kemudian untuk triwulan III tahun 2021 PDB atas dasar harga konstan (ADHK) yakni sebesar Rp. 25.286,1 miliar sedangkan untuk PDB atas dasar harga berlaku yakni sebesar Rp. 42.212,4 miliar, yang jika dibandingkan dengan data pada triwulan II tahun 2021 lalu mengalami penurunan sebesar 0,21 persen.
Sementara itu untuk pertumbuhan perekonomian di Kalteng triwulan III tahun 2021 secara quarter to quarter (q-to-q), pertumbuhan tertinggi diantaranya meliputi sektor konstruksi (13,51 persen), jasa kesehatan (4,80 persen) dan pertanian (3,67 persen).
“Sedangkan untuk sumber pertumbuhan tertinggi perekonomian di Kalteng triwulan III tahun 2021 secara quarter to quarter, meliputi sektor konstruksi (1,00 persen), pertanian (0,78 persen) dan jasa keuangan (0,11 persen),” lanjut Eko.
Sementara itu pada triwulan III tahun 2021 untuk produksi TBS kelapa sawit menurun (q-to-q) sebagai akibat faktor cuaca, namun masih meningkat secara y-on-y. Produksi tanaman hortikultura (cabe rawit, buah durian, rambutan dan nanas) meningkat secara signifikan. Secara q-to-q, produksi padi dan jagung juga meningkat.
Kemudian untuk sektor pertambangan dan Penggalian dimana Produksi batubara meningkat (y-on-y) yang
sejalan dengan volume ekspor ke luar negeri. Lalu industri Pengolahan seperti Produksi CPO, minyak goreng, dan turunannya meningkat (y-on-y).
Lalu untuk Produksi kayu olahan baik plywood maupun kayu olahan rakyat menurun (q-to-q). Sedangkan sektor Konstruksi dimana kegiatan konstruksi pemerintah dan swasta mengalami peningkatan. Konsumsi semen meningkat, hal ini sejalan juga dengan realisasi belanja modal pemerintah untuk bangunan yang juga meningkat (y-on-y).
“Serta untuk sektor Informasi dan Komunikasi juga mengalami kenaikan, dimana, trafik/konsumsi data internet meningkat terutama selama masa PPKM,” ucap Eko.