INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kalimantan Tengah, Suyuti Syamsul, melaporkan adanya penurunan signifikan pada estimasi jumlah kasus tuberkulosis (TB) di daerahnya pada tahun 2024. Angka tersebut turun dari 10.689 pasien menjadi 7.803 pasien atau turun 27 persen dibandingkan estimasi tahun sebelumnya.
Ia menyebutkan, hingga Juni 2024, upaya pemenuhan target penemuan kasus TB telah membuahkan hasil, yakni sebanyak 2.154 pasien teridentifikasi, dengan tingkat cakupan pengobatan sebesar 28 persen, masih di bawah target yang diantisipasi sebesar 40 persen.
Angka pemeriksaan suspek TB sebesar 35 persen, mendekati angka rata-rata nasional sebesar 36 persen, sedangkan angka keberhasilan pengobatan tercatat sebesar 76 persen, di bawah angka rata-rata nasional sebesar 82 persen.
“Identifikasi kasus TB diawali dengan skrining terhadap suspek, dan efektivitas proses ini menjadi indikator utama standar pelayanan minimal (SPM) kabupaten/kota,” ujarnya pada Rabu, 12 Juni 2024.
Ia juga mencatat pada tahun 2023, di Kalimantan Tengah telah teridentifikasi 53 pasien TB resistan obat (TB RO), namun hanya 40 pasien yang melanjutkan ke tahap pengobatan. Saat ini, fasilitas pengobatan TB RO utamanya berada di Palangka Raya, Sampit, dan Pangkalan Bun.
“Sebaliknya, fasilitas pengobatan tradisional Tiongkok sudah tersedia di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah,” jelasnya.
Untuk mencapai target yang ditetapkan dalam The End TB Strategy, ia menyebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan beberapa langkah, termasuk penyediaan alat diagnostik molekuler untuk TB bagi semua individu yang menunjukkan gejala.
“Semua pasien TB yang terkonfirmasi secara bakteriologis harus menjalani uji sensitivitas untuk menilai resistensi terhadap obat rifampisin (R) dan fluorokuinolon (FQ),” sarannya.
Ia menyimpulkan dengan menyatakan bahwa Program Pengendalian TB Nasional telah resmi mengadopsi tes cepat molekuler (TCM) sebagai metode diagnostik utama.
Pengembangan TCM telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam sensitivitas dan keandalan, sehingga memungkinkannya mengidentifikasi rentang resistensi kuman tuberkulosis (TB) yang lebih luas terhadap berbagai kelompok antibiotik. Akibatnya, TCM dapat digunakan secara setara dengan LPA (Line Probe Assay) untuk lini 1 dan lini 2, ungkapnya.
Penulis: Redha
Editor: Andrian