DIKUTIP dari http://SEVIMA.COM Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik.
Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigma baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajarannya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti literasi media, literasi komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya.
Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.
Literasi sulit untuk dipenuhi di Indonesia dikarenakan berdasarkan hasil survey duta baca perpustakaan nasional Indonesia menunjukan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Indonesia menempatiurutan ke-60 dari 61 negara terkait minat baca. Hal ini sesuai dengan survey yang dilakukan program for internasional Student Assessment (PISA) yang menunjukan Indonesia berada dalam urutan 10 terbawah negara yang memiliki tingkat literasi.
Kemampuan literasi tidak bisa di peroleh dengan sendirinya, pengembangan literasi didapatkan dari sebuah proses dialetika yang dilakukan seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Dialetika adalah suatu proses dialog antaride yang akan terjadi apabila ide dalam diri seseorang dikomunikasikan dengan ide-ide lain yang berada di luar dirinya, sehingga tercapai ide baru yang dapat dipakai untuk tujuan tertentu misalkan seperti menarik kesimpulan, mengutarakan ide dan pemahaman menentukan sikap, menyelesaikan masalah dan lain sebagainya.
Langkah pertama yang harus diterapkan dalam menanamkan konsep literasi dalam membentuk diri adalah sering-sering untuk membaca, karena pada dasarnya membaca dapat membuka wawasan tentang berbagai hal ilmu pengetahuan. Selain itu dengan membaca dapat membantu mengubah masa depan, serta kecerdasan akal dan pikiran kita.
Langkah ke dua membeli buku dengan menyisikah uang jajan kita sehari-hari kita dapat membeli buku dan itu bisa meningkatkan minat baca tanpa perlu susah payah kita pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku atau membacanya di sana.
Lalu yang ketiga berkumpul dengan orang yang sesama hoby membaca. Dengan cara ini kita bisa lebih mudah shearing terkait minat baca yang kita miliki, ketika kemalasan datang bisa jadi orang-orang tersebutlah yang bisa membangkitkan semangat kita untuk terus membaca.
Adapun dampak dari kurangnya literasi yang perlu kita ketahui :
1. Kurangnya pengetahuan akan menjadikan anak muda sekarang sulit untuk bersaing.
2. Banyak penyebaran berita hoax karena kurangnya membaca berita dan informasi yang benar.
3. Tingginya angka putus sekolah.
4. Terjadinya penipuan daring.
5. Maraknya ujaran kebencian.
Menerapkakan literasi menjadi unsur yang sangat penting dalam membentuk diri, kenapa sangat penting?, karena untuk memperbaiki kualitas diri. Secara tidak langsung literasi juga bisa membentuk karakter seseorang bahkan bukan hanya karakter, etika pun dapat dibentuk dengan sendirinya.
Dalamnya etika akan membentuk kualitas diri kita, kalau hanya pengetahuan tanpa adanya etika bisa saja pengetahuan itu bisa disalahgunakan untuk hal yang buruk. Maka dari itu perbanyaklah literasi agar dapat membangun Indonesia lebih maju.
Kamu perlu literasi, aku perlu literasi, kita semua perlu literasi. (**)