INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) periode 2023-2028 resmi dilantik. Pelantikan 82 pengurus dilakukan Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, di Mercure Hotel Pangkalan Bun, Selasa (29/8/2023).
Pelantikan ditandai penyerahan bendera pataka oleh Ketua Umum GAPKI Eddy Martono kepada Ketua GAPKI cabang Kalteng yang baru, Syaiful Panigoro.
Syaiful Panigoro dipercaya sebagai Ketua GAPKI cabang Kalteng untuk 5 tahun mendatang. Ia terpilih secara aklamasi sesuai hasil musyawarah cabang (Muscab) yang dilaksanakan di Palangka Raya pada pertengahan Juni lalu.
Usai pelantikan Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengatakan pihaknya yakin bahwa pemerintah RI bakal terus mendukung berbagai program Gapki dengan tujuan membangun industri kelapa sawit di Indonesia.
Eddy Martono berpesan kepada pengurus GAPKI Kalteng yang baru agar terus menjalin koordinasi bersama pemerintah daerah dalam upaya menciptakan iklim investasi yang baik yang bertujuan mensejahterakan masyarakat lewat industri kelapa sawit.
“Tentunya dengan kepengurusan baru ini, Gapki Cabang Kalteng akan terus berkoordinasi dan bermitra baik dengan pemerintah daerah dan pusat,” jelas Eddy Martono.
Menurutnya, terkait black campaign dari berbagai pihak yang menyudutkan industri kelapa sawit Indonesia, hal tersebut tidak mungkin akan usai. “Hal tersebut dilatarbelakangi adanya perang dagang minyak nabati di pasar internasional”.
Produk turunan sawit ini merupakan komoditas yang secara kuantitas bisa diproduksi secara besar, namun harganya rendah, kampanye negatif yang terus digaungkan pihak asing tersebut juga seringkali mempengaruhi dan juga memanfaatkan warga negara kita sendiri untuk menjalankan aksinya.
“Karena itulah kita harus terus memberikan pencerahan dan penyadaran pada masyarakat bahwa industri sawit tidak berkonotasi negatif seperti yang digambarkan pihak asing tersebut,” jelas Eddy Martono.
Padahal, lanjut Eddy Martono, sadar atau tidak selama 24 jam sebagaian besar masyarakat di dunia dan di Indonesia khususnya memanfaatkan produk dari kelapa sawit itu sendiri. Sangat banyak produk tersebut diantaranya sabun, pasta gigi, handbody dan lainnya.
“Bayangkan bila kita harus mengimpor minyak nabati dati asing yang kata mereka lebih ramah lingkungan, pastinya harga produk tersebut bakal sangat mahal di pasaran dan tentunya membuat masyarakat kesulitan menggunakan produk tersebut untuk penggunaan sehari-hari,” jelas Eddy Martono.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian