INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Masyarakat dan juga petugas SPBU menilai kewajiban pendaftaran kendaraan bermotor pengguna BBM bersubsidi menggunakan sistem digital merepotkan SPBU itu sendiri.
Dampaknya, terjadi antrean panjang di SPBU, seperti yang terjadi di SPBU Pakunegara maupun SPBU yang ada di Pangkalan Bun. Apalagi sistem digitalisasi ini juga mengandalkan jaringan internet.
Menurut Manager dan Pengelola SPBU Pakunegara Rudi, menyebutkan bahwa saat ini memang banyak situasi dan kondisi yang dirubah.
Salah satunya, lanjut Rudi, adanya sistem penggunaan digitalisasi. Para pembeli khususnya Pertalite subsidi mobil harus menggunakan sistem digitalisasi.
“Begitu mobil masuk nantinya petugas akan memasukkan data plat nomor yang membeli BBM, sehingga harus menunggu jaringan terkoneksi,” kata Rudi.
Apabila sudah terkoneksi petugas baru bisa mengisi Pertalite. Dan kondisi yang terjadi saat ini adalah petugas mengharapkan jaringan. Apabila jaringan mengalami gangguan, tentunya sistem digitalisasi akan terganggu.
“Akibatnya terjadi antrean yang membuat kendaraan mengular di SPBU,” tutur Rudi.
“Kami mengalami antrean karena aplikasi digitalisasi hanya bisa digunakan satu mobil. Akibatnya harus menunggu dan kondisi ini membuat para pembeli tidak sabar,” katanya.
Dan ini memang upaya pemilik dan petugas SPBU secara bertahap memberikan sosialisasi. Karena tidak semua masyarakat memahami dan mengetahui akan adanya alat tersebut.
“Sehingga terkesan SPBU membiarkan dan bekerja tidak sesuai. Padahal kondisi jaringan dan alat yang digunakan harus bisa terkoneksi,” terang Rudi.
Dirinya berharap agar masyarakat bisa memahami, bukan berarti tidak dilayani tetapi karena adanya sistem yang harus digunakan.
“Kami juga ada pada siang pukul 13.00 WIB ada antrean bukan karena tidak dilayani, tetapi pergantian petugas,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian