INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN — Jumlah keseluruhan permasalahan Stunting atau Prevalensi stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mencapai 17,9%, sedikit lebih tinggi dari target nasional yang ditetapkan sebesar 15,57%. Meski demikian, tren penurunan stunting di Kobar menunjukkan progres yang positif setiap tahunnya, Jumat 7 Juni 2024.
Sekretaris Daerah Kotawaringin Barat (Kobar), Rody Iskandar, menegaskan pentingnya konsistensi dan keseriusan dalam upaya mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024.”Kita harus tetap serius dan konsisten untuk mencapai target tahun 2024,” ucapnya.
Penurunan stunting, lanjutnya, merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, khususnya di Kobar.
Pemkab Kobar telah menerapkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah stunting, mulai dari pendekatan intervensi gizi hingga program pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah yang telah dan akan terus dilakukan.
Pemkab Kobar memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai dan memastikan ketersediaan tenaga medis yang kompeten. Program imunisasi, pemeriksaan kehamilan rutin, dan pemberian suplementasi gizi menjadi prioritas utama.
Melalui program PMT, pemerintah daerah memberikan makanan tambahan bergizi kepada balita dan ibu hamil yang membutuhkan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan asupan gizi yang cukup dan seimbang sehingga dapat mengurangi risiko stunting.
Edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang terus digencarkan melalui berbagai media dan penyuluhan langsung di masyarakat. Kader posyandu dan petugas kesehatan diberdayakan untuk memberikan informasi yang tepat dan mendetail kepada para orang tua mengenai cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Kebersihan lingkungan dan akses terhadap sanitasi yang baik juga menjadi fokus utama. Program pembangunan jamban sehat, penyediaan air bersih, dan kampanye kebersihan lingkungan dijalankan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan anak.
Pemkab Kobar menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan lembaga internasional. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat sumber daya dan memperluas cakupan program penanganan stunting.
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkab Kobar optimis bahwa target penurunan prevalensi stunting pada tahun 2024 dapat tercapai. “Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya adalah kunci keberhasilan dalam mengatasi stunting. Kita harus terus bersinergi dan bekerja keras,” tambah Rody Iskandar.
Selain itu, pemantauan dan evaluasi rutin akan terus dilakukan untuk mengukur efektivitas program yang telah berjalan serta melakukan penyesuaian yang diperlukan. Pemkab Kobar juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya mengatasi stunting, karena peran serta masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak yang sehat dan optimal.
Dengan kerja keras dan komitmen bersama, Pemkab Kobar berharap dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas hidup anak-anak di daerahnya, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia secara keseluruhan.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit