INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Pemkab Kobar) semakin serius dalam upaya penanganan stunting dengan fokus utama pada tiga kecamatan yang memiliki potensi risiko stunting tinggi, yaitu Kecamatan Arut Utara, Arut Selatan, dan Kumai. Langkah strategis ini diambil dengan harapan dapat menekan prevalensi stunting di wilayah tersebut dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama anak-anak, Sabtu (9/11).
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kotawaringin Barat, Rody Iskandar, fokus pada ketiga kecamatan ini tidak hanya tertuju pada anak-anak yang sudah terindikasi stunting, tetapi juga mencakup keluarga yang berisiko tinggi. “Penanganan kita harus komprehensif, bukan hanya untuk anak-anak yang sudah stunting, tetapi juga bagi keluarga yang berisiko agar mereka tidak jatuh ke kondisi stunting,” jelas Rody dalam pertemuan yang diadakan di Pangkalan Bun.
Rody menegaskan bahwa Pemkab Kobar sedang mengembangkan pendekatan yang lebih holistik dalam menangani masalah ini. “Kami tidak ingin hanya memperbaiki situasi yang sudah terjadi, tetapi juga mencegah agar lebih banyak keluarga tidak terjerumus ke dalam kondisi risiko stunting. Dengan pendekatan yang menyeluruh, kami optimis bisa mengurangi prevalensi stunting secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Langkah-langkah yang diambil mencakup pemberian edukasi kepada masyarakat tentang gizi, peningkatan akses ke layanan kesehatan ibu dan anak, serta pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi yang layak. Rody menjelaskan bahwa masalah stunting ini kompleks, karena berakar pada berbagai faktor, mulai dari kurangnya asupan gizi pada masa kehamilan, minimnya akses terhadap pangan yang bernutrisi, hingga kondisi ekonomi keluarga.
Bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk instansi kesehatan, pendidikan, dan organisasi masyarakat, Pemkab Kobar berharap dapat mempercepat penurunan angka stunting di wilayah-wilayah tersebut. Selain intervensi langsung, pihak pemerintah juga aktif melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih paham akan pentingnya gizi yang cukup untuk anak-anak mereka.
“Kami juga melibatkan kader-kader kesehatan di tingkat desa untuk memastikan informasi ini dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil dan sulit diakses,” tambahnya. Kader kesehatan berperan penting sebagai garda terdepan yang menyampaikan edukasi tentang pentingnya pola makan sehat, kebersihan, dan perawatan kesehatan yang benar kepada keluarga-keluarga di desa.
Tidak hanya itu, Pemkab Kobar juga menggalakkan program pemberian makanan tambahan bergizi untuk ibu hamil dan balita di wilayah tersebut. “Kami ingin agar setiap keluarga yang berisiko mendapat dukungan dan bimbingan, sehingga dapat mengatasi masalah gizi sejak awal,” tambah Rody. Program ini melibatkan penyediaan bahan pangan lokal yang bernutrisi, agar ibu hamil dan balita dapat terpenuhi kebutuhan gizinya secara optimal.
Dengan tekad dan komitmen yang tinggi, Pemkab Kobar berharap langkah ini akan memberikan dampak yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Kotawaringin Barat, khususnya di Kecamatan Arut Utara, Arut Selatan, dan Kumai. Stunting bukan hanya sekedar masalah kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan anak-anak dan generasi mendatang.
“Kita ingin anak-anak kita bisa tumbuh dengan sehat dan optimal. Mereka adalah masa depan daerah ini, dan mereka layak untuk mendapatkan hak-haknya sejak dini, termasuk hak atas gizi dan kesehatan,” tutup Rody penuh harap.
Penulis : Yusro
Ediror : Maulana Kawit