INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, menyatakan bahwa hingga saat ini tidak bisa dipastikan kapan laju inflasi akan berakhir. Namun, pemerintah telah mengantisipasi berbagai hal tak terduga, termasuk memastikan ketersediaan stok beras sebanyak 5.389 ton. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 29 Januari 2024.
“Diharapkan semua stakeholders terkait melakukan langkah-langkah dalam menangani inflasi ini, karena kita tidak tahu kapan inflasi ini akan berakhir. Oleh karena itu, harus ada sinergisitas antara Pemerintah Kabupaten/Kota, TPID, dan Tim Satgas Pangan agar semuanya bisa berjalan dengan baik,” ujar Yuas.
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang digelar secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur Kalteng, Tito menyampaikan apresiasi Presiden terhadap upaya Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengendalikan inflasi. “Inflasi kita di bulan Desember tercatat 2,61% (year-on-year), dan ini masih dalam kondisi aman terkendali,” ungkapnya.
Tito juga menyoroti sepuluh daerah dengan inflasi tertinggi berdasarkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu keempat Januari, yaitu Kalimantan Selatan, Papua, DKI Jakarta, Papua Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua Pegunungan, DI Yogyakarta, Papua Barat Daya, dan Papua Barat. “Untuk daerah-daerah tersebut, tolong betul-betul diatensi penyebabnya apa, cek ke lapangan barang apa yang mengalami kenaikan harga,” katanya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Pudji Ismartini, dalam paparannya menyebutkan bahwa secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH hingga minggu keempat Januari menurun dibandingkan minggu sebelumnya. “Komoditas penyumbang kenaikan IPH terbesar di sepuluh wilayah didominasi oleh daging ayam ras, daging sapi, cabai rawit, dan bawang merah,” jelas Pudji.
Yuas menambahkan bahwa pada minggu keempat Januari, Kalteng justru mengalami deflasi sebesar 0,60%. “IPH tertinggi kami berada di Kabupaten Murung Raya. Komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya daging ayam ras, cabai merah, dan bawang merah. Salah satu penyebabnya adalah banjir, yang mengganggu distribusi barang dan jasa,” ujarnya.
Rakor tersebut juga dihadiri oleh unsur Forkopimda, Kepala Instansi Vertikal, serta Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalteng terkait.
Penulis: Redha
Editor: Andiran