INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin menilai Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menjadi terkuat saat ini mengindikasikan sektor industri nasional hingga kian kondusif.
Mukhtaruddin menyampaikan hal itu menanggapi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menyebut Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada September 2022 sebesar 53,7 menjadi yang terkuat dalam delapan bulan terakhir.
Menurut Mukhtarudin, penguatan sektor manufaktur, bersama dengan penguatan ekspor tersebut dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.
Untuk itu, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini berharap tren ini dapat terus berlanjut sehingga efek ganda dari pemulihan sektor manufaktur kepada perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
“Semoga tren ini juga dan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif,” ujar Mukhtarudin, Selasa, 4 Oktober 2022.
Untuk diketahui, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada September 2022 sebesar 53,7 menjadi yang terkuat dalam delapan bulan terakhir.
“PMI Manufaktur Indonesia yang kembali meningkat di bulan September menunjukkan kinerja sektor industri yang semakin membaik dan menunjukkan perkembangan yang stabil. Dalam hal ini, aktivitas produksi berperan penting terhadap naiknya indeks, yang didukung oleh peningkatan permintaan, terutama dari dalam negeri,” kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Senin, (3/10).
Peningkatan produksi dan ekspansi permintaan domestik baru mendorong naiknya PMI Manufaktur Indonesia pada September 2022.
PMI Manufaktur pada bulan tersebut sebesar 53,7, atau naik dari 51,7 pada Agustus 2022. Hasil survei S&P Global menunjukkan tingkat ekspansi sektor manufaktur Indonesia pada periode ini merupakan yang tercepat dalam delapan bulan dan solid secara keseluruhan.
Di tingkat ASEAN, Indonesia juga menunjukkan perbaikan yang paling kuat pada kesehatan sektor manufaktur, seiring dengan kondisi manufaktur yang membaik di seluruh wilayah regional tersebut.
PMI Manufaktur Indonesia pada September 2022 melampaui angka PMI Manufaktur Dunia (50,3), ASEAN (53,5), Malaysia (49,1), Vietnam (52,5), dan Filipina (52,9), juga lebih tinggi dari China (48,1), Jepang (50,8), dan Korea Selatan (47,6).
Menperin Agus mengatakan peningkatan produksi dapat dilihat pada industri elektronika, industri bahan galian non-logam, serta industri mesin dan perlengkapan.
Di industri elektronika, kenaikan terutama terjadi pada produksi produk laptop untuk memenuhi permintaan realisasi belanja pemerintah dan pemerintah pusat yang mewajibkan pembelian Produk Dalam Negeri (PDN).
Selanjutnya, kenaikan produksi industri bahan galian non-logam yang meliputi produk semen, keramik, dan kaca, dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, serta properti oleh para pengembang.
“Selain itu, juga terdapat belanja pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk bantuan sosial,” pungkas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Yus)
Editor: Irga Fachreza