INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Anggota Komisi VI – Anggota Badan Anggaran DPR RI Fraksi Golkar Daerah pemilihan Kalimantan Tengah Drs H Mukhtarudin menyebutkan bahwa integrasi ekosistem BRI, Pegadaian dan PNM dorong pelaku ultra Mikro naik kelas, Minggu (6/6/2021).
Menurutnya ada beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya:
Latar Belakang Integrasi
Pelaku usaha Ultra Mikro (UMi) dan UMKM merupakan tulang punggung penggerak roda ekonomi di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah UMi dan UMKM setiap tahunnya, dibutuhkan langkah strategis untuk membangun sebuah wadah yang lebih besar dan kokoh, yang mampu menjangkau lebih banyak pelaku usaha untuk bertumbuh secara berkelanjutan dan tetap eksis di tengah masa pandemic dan disruption.
Saat ini ada sekitar 57 juta UMKM di Indonesia, dimana 65% diantaranya belum mendapatkan akses pendanaan dari Lembaga keuangan formal.
Integrasi antara BRI, Pegadaian dan PNM yang memiliki akses terdekat dengan mereka diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang bisa menjadi tempat bernaung para pelaku usaha kecil untuk memperoleh bimbingan untuk bertumbuh kembang dan naik kelas dengan jalur yang tepat.
Alasan Integrasi, menurut Mukhtarudin ada 3 (tiga) kata kunci yang menjadi alasan dilakukannya integrasi BRI, Pegadaian & PNM, diantaranya:
Belum semua pelaku Umi-UMKM di Indonesia memperoleh dukungan yang seharusnya didapatkan. Mulai dari pendanaan murah dan pendampingan yang intens.
Integrasi ini adalah wujud semangat gotong royong membangun sebuah rumah besar untuk mendukung lebih banyak pelaku UMi-UMKM Indonesia tumbuh dan naik kelas secara sosial dan finansial.
Semua dilakukan sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk memberikan keadilan bagi para pelaku usaha kecil.
Meskipun Pegadaian dan PNM bisa memfasilitasi para pelaku usaha ultra mikro seperti yang sudah berjalan selama ini, namun jangkauannya dirasa masih terbatas.
Sebagai ilustrasi oulet Pegadaian saat ini, berjumlah 4087 dan kebanyakan masih beroperasi di daerah-daerah perkotaan, terang Mukhtarudin.
Belum bisa menjangkau nasabah-nasabah yang memerlukan jasa pegadaian di daerah pedesaan atau remot area. Selain itu sinergi ini memungkinkan pelaku UMi-UMKM untuk memperoleh dukungan dari sisi nilai pinjaman yang bisa lebih besar, juga bunga pinjaman yang lebih rendah, serta mendapatkan pendampingan yang intens dalam upaya naik kelas.
Manfaat Integrasi Untuk Pegadaian
Integrasi Ultra mikro akan memperluas jangkauan Pegadaian untuk membantu masyarakat dan UMKM yang mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19, untuk kembali menggerakan roda perekonomian mereka, serta akan menjadi kesempatan besar bagi perseroan untuk meningkatkan akuisisi nasabah baru.
Hal ini, ucap Mukhtarudin dimungkinkan karena Pegadaian bisa menggunakan agen BRIlink yang sebanyak +500.000 sebagai agen pemasaran dari Pegadaian.
Demikian pula Pegadaian bisa memanfaatkan 41.000 AO PNM sebagai tenaga pemasaran PT.Pegadaian, sehingga pengembangan bisnis bisa dilakukan jauh lebih murah.
Lanjut Mukhtarudin, Sinergi nanti juga diikuti dengan program co-location dimana kantor BRI bisa dimanfaatkan untuk kantor Pegadaian. Hal ini akan menciptakan efisiensi yang luar biasa untuk Pegadaian.
Sebagai ilustrasi, jika perusahaan ingin mengembangkan 1000 outlet maka bisa hemat per outlet Rp 200 juta, kalau 1.000 outlet berarti (hemat) Rp 200 miliar per tahun.
Belum lagi Pegadaian memiliki penaksir-penaksir yang ditempatkan di outlet BRI, sehingga akan memaksimalkan pelayanan Pegadaian terhadap masyarakat khususnya di remote area.
Integrasi Ultra Mikro juga akan mampu memperkuat struktur permodalan atau menurunkan cost of fund, karena memungkinkan untuk mendapatkan pinjaman modal dengan bunga lebih rendah dari BRI.
Terciptanya integrasi sumber daya manusia dan sumber data nasabah sehingga dapat memangkas biaya overhead secara keseluruhan sehingga dapat menciptakan value lebih bagi masyarakat.
Sinergi juga akan memberikan dampak positif dalam penggunakan IT, jika selama ini masing-masing entitas mengembangkan IT masing-masing yang biayanya sangat mahal, dengan sinergi ini Pegadaian bisa menggunakan IT BRI yang sudah lebih maju dibandingkan Pegadaian, imbuh Mukhtarudin.
Manfaat Integrasi Untuk PNM:
Integrasi akan memberikan banyak dampak positif untuk PNM dan nasabahnya. Adapun keuntungannya bisa menurunkan biaya pembiayaan yang disalurkan PNM kepada tiap pelaku UMi.
Selain bisa menurunkan biaya produk bagi pelaku usaha kecil, integrasi juga akan membantu PNM mengembangkan system digital untuk melayani nasabah.
Dengan sinergi PNM juga akan mendapatkan manfaat program co-location dimana PNM dapat menggunakan outlet BRI terpilih sebagai kantor PNM.
Manfaat Integrasi untuk Masyarakat (Pelaku Usaha)
Integrasi akan memudahkan aksesibilitas pelaku usaha terhadap layanan keuangan formal sekaligus membantu menghindari jeratan rentenir. Karena pada kenyataannya, ada sekitar 20 juta orang yang terjerat rentenir, dan 10 juta lainnya terjerat bunga yang tinggi.
Integrasi ekosistem akan dapat memberdayakan pelaku usaha UMi untuk menjadi lebih siap naik kelas dan membantu pemerataan inklusi keuangan.
Manfaat Lain Integrasi, menurut Mukhtarudin:
Adapun manfaat lainnya, Integrasi usaha BUMN untuk Ultra Mikro (UMi) dan UMKM diyakini bakal mendorong korporasi peserta integrasi memiliki daya saing lebih tinggi dari perusahaan teknologi finansial (fintech) dan memperluas penerima manfaat hingga ke pelosok Nusantara.
Sinergi sekaligus mewujudkan integrasi data para pelaku UMi & UMKM, agar mempermudah dalam memantau dan menyediakan data untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan pembiayaan akan berdampak pada UKM, pungkas Mukhtarudin. (Yus)