INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Hari Tani Nasional yang dirayakan setiap tanggal 24 September menjadi refleksi bagi kesejahteraan kaum petani yang ada di Indonesia. Tahun 2021 ini, peringatan Hari Tani Nasional mengusung tema “Percepatan Penyelesaian Konflik Agraria dan Penguatan Kebijakan Reforma Agraria untuk Menegakkan Kedaulatan Pangan dan Memajukan Kesejahteraan Petani dan Rakyat Indonesia”.
Enrico Rafael Siahaan, selaku Kepala Dinas PSDM BEM FP UPR mengatakan tanggapannya dengan peringatan Hari Tani kali ini.
“Hari Tani Nasional adalah sebuah momentum besar bagi bangsa ini. Kami berharap reforma agraria benar-benar dilaksanakan agar kiranya kesejahteraan kaum-kaum kecil terkhususnya petani dapat benar-benar terjadi di Kalimantan Tengah,” ujarnya, Sabtu 2 Oktober 2021.
Menurut mahasiswa yang akrab disapa Rico ini, reforma agraria secara fundamental memberikan program-program yang dapat menuntaskan masalah kemiskinan masyarakat desa, meningkatkan kesejahteraan dengan kemandirian pangan nasional, meningkatkan produktivitas tanah, memberikan pengakuan hak atas tanah yang dimiliki baik secara pribadi, negara, dan tanah milik umum yang pemanfaatannya untuk memenuhi kepentingan masyarakat.
“Petani memiliki posisi yang sangat strategis dalam pemenuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga peningkatan komoditas pertanian sangat perlu untuk dilakukan. Konflik agraria dan sengketa tanah menjadi salah satu gesekan yang mengganggu efektivitas kehidupan pertanian, terkhususnya di Kalimantan Tengah sendiri,” terangnya.
Lanjut Rico, pemicu konflik agraria adalah mulai dari kurang tepatnya hukum dan kebijakan pengatur masalah agraria, baik terkait pandangan atas tanah, status tanah dan kepemilikan, hak-hak atas tanah, maupun metode untuk memperoleh hak-hak atas tanah. Serta, kelambanan dan ketidakadilan dalam proses penyelesaian sengketa tanah, yang akhirnya berujung pada konflik.
“Pemerintah harus mampu memberikan kebijakan yang bijak dalam percepatan permasalahan agraria di Kalteng. Terkhususnya untuk Petani lokal kami berharap tidak ada lagi kriminalisasi yang menyebabkan konflik berkepanjangan,” sambung Enrico.
Rico juga menambahkan bahwa persoalan pangan bagi bangsa indonesia, dan juga bangsa-bangsa lainnya di dunia ini adalah merupakan persoalan yang sangat mendasar, dan sangat menentukan nasib dari suatu bangsa. Ketergantungan pangan dapat berarti terbelenggunya kemerdekaan bangsa dan rakyat terhadap suatu kelompok, baik negara lain maupun kekuatan–kekuatan ekonomi lainnya.