INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Tokoh Pemuda Kalimantan Tengah, H. Heru Hidayat menyoroti berbagai peristiwa menyimpang yang dilakukan oleh oknum anak remaja di Kota Palangka Raya dan Kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah.
Peristiwa menyimpang yang dimaksud seperti berkendaraan dengan gerakan bebas berbahaya, mabuk, narkoba, balapan liar, dan lainnya yang sangat membahayakan diri dan orang lain.
Peristiwa remaja usia 14 tahun yang mengendarai sepeda motor dan menabrak orang lain hingga tewas (29/9) di Kota Palangka Raya. Dua remaja mabuk dan berkendaraan menabrak polisi yang sedang patroli (11/6). Dan banyak peristiwa penyimpangan yang dilakukan oleh oknum anak remaja sehingga memerlukan penanganan dan solusi secara bersama.
Heru yang juga mahasiswa S-2 Prodi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Palangka Raya ini melihat fenomena ini bagian dari fakta yang terjadi di masyarakat dan semua pihak bisa bergandengan tangan dalam rangka meminimalisir terjadi dan terulang kembali penyimpangan di kalangan remaja tersebut.
“Mulailah dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, hingga peran pemerintah dan para pihak dalam upaya untuk memberikan pemahaman dan meminimalisir terjadinya penyimpangan di kalangan remaja,” ujar pemerhati kalangan remaja dan pemuda tersebut.
Menurut ayah empat anak ini, peran keluarga sangatlah membantu bagi setiap anak remaja dalam mengisi waktu dan kegiatannya. Dan caranya dimulai dari mengenal tahap tumbuh kembang, karakter dan pola asuh anak remaja serta cara mengatasinya merupakan bekal penting bagi setiap orang tua. ” Keharmonisan keluarga sangat penting dalam pengasuhan anak,” tuturnya.
Begitu pula keberadaan lingkungan sekitar, teman-temannya dan pergaulan atau yang dikenal dengan rekan sebaya selama berinteraksi di luar rumah turut memberikan pengaruh bagi kondisi setiap anak remaja. Pendidikan agama, keluarga dan upaya membentuk lingkungan yang mendukung aktivitas kebaikan bagi anak remaja di sekitarnya menjadi prioritas pendekatan terhadap anak remaja.
Kenakalan atau penyimpangan remaja bukanlah kondisi yang dapat disepelekan. Ketika anak beranjak remaja, orang tua memang perlu berhati-hati, baik dalam mengajarkan dan berperilaku.
“Jangan sampai, salah pola asuh membuat remaja menjauhkan diri dari orang tua, sibuk dengan gadget dan mengabaikan lingkungan di sekitarnya, atau bahkan sampai melakukan kenakalan remaja,” jelas aktivis relawan kemanusiaan ini.
Di masa inilah, Heru berharap peran kita semua, terutama bimbingan orang tua dan lingkungan sangat diperlukan agar anak remaja tidak salah mengambil langkah yang pastinya akan berdampak di masa yang akan mendatang. Pendidikan agama dan karakter akan menjadi keniscayaan bagi siapapun para orang tua dan remaja untuk menghadapi dinamika yang terjadi dan tantangan masa depan.