INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Yephi Hartady, mengatakan prakiraan cuaca BMKG bahwa di bulan Agustus merupakan puncak musim kemarau, untuk itu ditetapkannya status siaga karhutla di Kotawaringin Timur (Kotim).
Adapun anggaran penanganan karhutla tahun 2022, lanjut Yephi, adalah sebesar Rp3,1 miliar, hal ini menurun berdasarkan tahun 2021 anggaran sebesar Rp4 miliar namun hanya digunakan sekitar Rp2 miliar.
“Karena prediksi hampir sama dengan tahun kemarin masih bisa terkendali dan kemarau masih disertai hujan ringan. Namun memang tidak bisa menyalahkan BMKG jika prediksi meleset karena semuanya hanya prediksi, semua pihak hendaknya bersiap siaga,” katanya.
“Tahun ini dari Januari hingga Agustus ditemukan 65 titik api. Berdasarkan luas titik api 20 x 20 meter baru bisa dibaca satelit. Untuk daerah yang rawan terjadi karhutla tidak berubah selama tiga tahun terakhir adalah wilayah selatan Kotim,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, pihaknya sudah membagi enam sektor untuk pengawasan terjadinya karhutla yaitu wilayah Teluk sampit, Pulau Hanaut, Cempaga, Parenggean, Antang Kalang, dan wilayah kota dengan radius 20 kilometer.
Selain itu dia mengatakan, bahwa anjuran Gubernur Kalimantan Tengah untuk menetapkan status siaga karhutla di wilayah masing-masing.
“Juga untuk mempersiapkan even internasional sepeda gunung di Palangka Raya pada 28 Agustus 2022, pada prinsipnya gubernur berharap kondisi alam jangan sampai terjadi kabut asap akan menurunkan citra Kalteng dimata internasional,” pungkasnya.
Editor: Andrian