website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

Mentan Tinjau Progres Cetak Sawah di Kalteng, Komitmen Percepat Swasembada Pangan

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman bersama Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo berangkat melihat lahan cetak sawah melalui udara. (Redha)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kapuas untuk meninjau progres program cetak sawah di Kalimantan Tengah (Kalteng) .

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti, turut serta dalam persiapan take-off di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Rabu 19 Maret 2025

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Pertanian bersama rombongan melakukan pengamatan udara menggunakan helikopter untuk melihat perkembangan cetak sawah yang telah berjalan.

Salah satu lokasi utama yang diamati adalah Desa Dadahup, yang menjadi bagian dari kawasan pengembangan lahan pertanian baru.

Pasang Iklan

“Kegiatan hari ini dalam rangka pengamatan cetak sawah dan aplikasi lahan di Kalimantan Tengah. Beberapa agenda yang dilakukan, seperti take-off melalui udara untuk melihat langsung progres cetak sawah, kemudian turun di Desa Dadahup untuk pengecekan lebih lanjut,” kata Sunarti.

Setelah pengamatan udara, rombongan melanjutkan agenda dengan meninjau operasi pasar murah di Kantor Pos Kota Palangka Raya. Pasar murah ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga yang lebih terjangkau.

Selain itu, dilakukan rapat koordinasi bersama Bupati dan penyuluhan yang berfokus pada sosialisasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 tentang pendayagunaan penyuluh pertanian. Menteri Pertanian juga menegaskan pentingnya peran penyuluh dalam mendukung petani agar dapat mengelola lahan cetak sawah dengan optimal.

“Setelah itu nanti meninjau lokasi operasi pasar murah di Kantor Pos Kota Palangka Raya, lalu langsung rapat koordinasi bersama Bupati dan penyuluhan terkait Inpres 3 mengenai pendayagunaan penyuluh di Kantor Gubernur,” ujar Sunarti.

Menurutnya, percepatan cetak sawah sangat bergantung pada kesiapan alat berat dan infrastruktur pendukung.

“Sekarang alat sudah ada di tempat sebanyak 1.750 unit. Kita sudah mencapai 63.000 hektare dari target minimal 75.000 hektare. Masih tersisa 12.000 hektare yang harus diselesaikan dalam beberapa waktu ke depan,” jelasnya.

Pasang Iklan

Selain ketersediaan alat, faktor lain yang mempengaruhi percepatan program ini adalah administrasi dan penyedia jasa alat. Pemerintah juga terus berupaya memperbaiki infrastruktur jalan agar distribusi alat berat dan akses ke lahan dapat berjalan lebih lancar.

“Kecepatan kita tergantung pada penyedia jasa alat dan administrasi. Prosesnya cukup panjang, sehingga diperlukan upaya tambahan seperti perbaikan jalan untuk mempercepat cetak sawah,” tambahnya.

Program cetak sawah di Kalimantan Tengah merupakan bagian dari strategi nasional dalam mewujudkan swasembada pangan. Namun, program ini bukan tanpa tantangan.

Pada era 1990-an, pemerintah pernah mencanangkan proyek lahan gambut sejuta hektare (PLG) di Kalimantan Tengah. Namun, proyek ini mengalami kegagalan karena berbagai kendala, seperti pengelolaan air yang kurang optimal dan dampak lingkungan yang tidak teratasi dengan baik.

Belajar dari pengalaman tersebut, pemerintah kini lebih berhati-hati dalam perencanaan cetak sawah. Infrastruktur pendukung, seperti sistem irigasi dan drainase, menjadi perhatian utama agar lahan yang dicetak benar-benar produktif.

Pemerintah juga menggandeng berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi dan lembaga penelitian, untuk memastikan bahwa cetak sawah dilakukan dengan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian modern.

Pasang Iklan

Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada lahan yang dicetak, tetapi juga infrastruktur pendukung. Perbaikan dan pembangunan jalan baru menjadi langkah strategis untuk mempermudah distribusi alat berat dan akses petani ke lahan.

Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalteng II juga turut berperan dalam pengelolaan tata air dengan membangun tanggul serta menyediakan pompa mobile untuk mengoptimalkan sistem irigasi.

Selain itu, pemerintah daerah turut berkontribusi dalam mendukung proyek ini. Pemerintah Kabupaten Kapuas telah menyatakan komitmennya untuk mendukung cetak sawah tidak hanya dalam produksi padi, tetapi juga untuk mendukung swasembada jagung.

Dalam upaya mendukung keberhasilan program ini, peran penyuluh pertanian menjadi sangat krusial. Menteri Pertanian menekankan pentingnya pendayagunaan penyuluh melalui Inpres Nomor 3 agar para petani dapat memperoleh pendampingan yang memadai dalam mengelola lahan cetak sawah.

Dengan adanya penyuluhan yang berkelanjutan, petani diharapkan dapat menerapkan teknik budidaya yang tepat, menggunakan pupuk secara efisien, serta mengelola air dengan lebih baik.

Jika program ini berhasil mencapai target 75.000 hektare lahan sawah baru, dampaknya akan sangat besar bagi ketahanan pangan nasional. Produksi beras diharapkan meningkat signifikan sehingga ketergantungan pada impor beras dapat dikurangi.

Selain itu, cetak sawah juga membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian dan perdagangan hasil pertanian.

Namun, kesuksesan program ini tetap memerlukan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, serta masyarakat. Infrastruktur harus terus ditingkatkan, sistem irigasi harus dikelola dengan baik, dan petani harus mendapatkan pendampingan yang optimal.

Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, Kalimantan Tengah berpotensi menjadi salah satu lumbung pangan utama Indonesia, yang tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Penulis Redha
Editor Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan