INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Di tengah hiruk-pikuk kegiatan politik menjelang Pilkada Kotawaringin Barat, sebuah momen menyentuh terjadi yang menggugah hati banyak orang.
Aidil, seorang warga penyandang disabilitas dari Kecamatan Arut Selatan, tiba-tiba meminta berfoto bersama Bunda Nurhidayah, mantan Bupati Kotawaringin Barat yang kini kembali mencalonkan diri.
Momen itu menjadi lebih emosional ketika Aidil, yang telah lama merasakan diskriminasi dan keterbatasan akses, menyampaikan harapannya agar Bunda Nurhidayah terpilih kembali.
Setelah berfoto bersama, dengan penuh keikhlasan, Aidil menyampaikan doanya secara langsung kepada Bunda Nurhidayah. “Saya mencintai sosok ibu,” ujar Aidil dengan nada lembut namun penuh keteguhan.
“Dan ketika saya tahu Bunda Nurhidayah mencalonkan lagi, saya datang ke sini untuk berfoto. Saya ingin menyampaikan langsung doa saya, semoga beliau terpilih lagi menjadi bupati.”
Aidil mengaku bahwa selama ini, ia sering merasa terpinggirkan oleh masyarakat akibat keterbatasan fisiknya. Aksesibilitas dan akomodasi bagi penyandang disabilitas di beberapa fasilitas publik masih menjadi persoalan di wilayahnya.
Namun, menurut Aidil, kepemimpinan Bunda Nurhidayah selama masa jabatannya telah memberikan harapan bagi masyarakat kecil seperti dirinya. Ia merasa ada perhatian yang tulus dari Bunda Nurhidayah terhadap warga yang kurang mampu, termasuk penyandang disabilitas.
“Ada banyak hal yang masih perlu diperbaiki di Kotawaringin Barat, terutama untuk orang-orang seperti saya yang sering terabaikan. Tapi saya percaya Bunda Nurhidayah punya niat baik untuk terus memperjuangkan kami,” tambah Aidil.
Momen haru tersebut diwarnai dengan senyum tulus dari Bunda Nurhidayah. Ia menyambut hangat Aidil dan mendengarkan dengan seksama setiap kata yang disampaikan.
Bunda Nurhidayah, yang dikenal sebagai sosok pemimpin yang dekat dengan masyarakat, mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan Aidil.
“Doa dari warga seperti Aidil inilah yang membuat saya terus semangat untuk bekerja dan melayani Kotawaringin Barat,” ucap Bunda Nurhidayah dengan mata yang tampak berkaca-kaca.
Nurhidayah menambahkan bahwa dalam visinya ke depan, ia berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil, termasuk penyandang disabilitas. I
a berjanji untuk memperbaiki aksesibilitas di berbagai fasilitas umum, memberikan lebih banyak kesempatan bagi kelompok-kelompok yang selama ini kurang terakomodasi, dan memastikan bahwa setiap warga, tanpa terkecuali, mendapatkan haknya untuk hidup layak.
“Saya percaya bahwa masyarakat seperti Aidil berhak mendapatkan perhatian lebih. Mereka adalah bagian penting dari masyarakat kita, dan saya berkomitmen untuk terus memperjuangkan inklusivitas di Kotawaringin Barat,” ujar Nurhidayah, Selasa (17/9).
Pertemuan singkat antara Aidil dan Bunda Nurhidayah itu menjadi simbol harapan bagi banyak orang yang mungkin merasa terabaikan oleh sistem.
Aidil, dengan segala keterbatasannya, menunjukkan bahwa setiap warga memiliki suara dan hak yang harus didengarkan. Momen tersebut juga menjadi pengingat akan pentingnya inklusivitas dalam pemerintahan dan pelayanan publik.
Di tengah suasana politik yang kadang terasa dingin dan penuh persaingan, cerita tentang Aidil dan harapannya untuk masa depan Kotawaringin Barat di bawah kepemimpinan Bunda Nurhidayah memberikan sentuhan hangat.
Dukungan tulus dari seorang warga biasa ini menjadi gambaran nyata betapa seorang pemimpin dapat menyentuh hati rakyatnya melalui ketulusan dan kerja keras yang nyata.
Dengan harapan yang besar, Aidil kembali ke rumahnya dengan senyum puas, membawa kenangan indah bersama pemimpin yang ia kagumi.
Bagi Aidil, momen tersebut bukan sekadar berfoto dengan sosok publik, melainkan menjadi kesempatan untuk menyampaikan doa dan harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi Kotawaringin Barat dan dirinya sendiri.
Cerita Aidil dan dukungannya kepada Bunda Nurhidayah telah menginspirasi banyak orang. Ini bukan hanya tentang politik, tetapi tentang bagaimana seorang pemimpin dapat menggerakkan hati rakyatnya melalui tindakan nyata, perhatian, dan kasih sayang.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit